Reporter : Parwito | Rabu, 10 Februari 2016 21:52
Merdeka.com - Ratusan warga dari lima desa yang berada di Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (10/2) menggelar aksi unjuk rasa menolak didirikannya pabrik semen di sekitar wilayah Gombong, Kebumen, Jawa Tengah.
Kelima desa yang berunjukrasa yaitu; Desa Sikayu, Karangsari, Ronggodono, Banyumudal dan Nogoraji. Kelima warga desa tersebut menuntut agar izin penambangan untuk bahan semen yang akan ditambang oleh PT Semen Gombong dibatalkan.
Para peserta aksi yang terdiri atas warga desa tergabung dalam Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag) dan Komunitas Masyarakat Karst Kebumen (KMKK) menolak berdirinya perusahaan semen yang kabarnya milik Grup Arifin Panigoro tersebut.
"Operasi PT Semen Gombong yang rencananya berada di kawasan Karst Gombong (Perpag) Kebumen itu nantinya akan merusak ekosistem dan lingkungan hidup yang ada. Akibatnya juga akan mengurangi daya dukung lingkungan sekitar," tegas Ketua Perpag Kebumen, Samtilar dalam orasinya disela-sela aksi Rabu (10/2).
Samtilar menegaskan, penolakan masyarakat di sekitar kawasan karst Gombong selatan selama ini, seharusnya telah cukup menjelaskan resistensi terhadap ancaman perusakan lingkungan yang bakal diakibatkan oleh operasionalisasi tambang batuan karst.
"Apalagi, setelah perubahan regulasi yang mengatur Kawasan Bentang Alam Karst [KBAK] Gombong Selatan (Kepmen ESDM) sehingga terbuka ruang untuk merubah kawasan lindung eco-karst menjadi kawasan budidaya tambang, kami melihat adanya indikasi manipulasi dalam penetapan KBAK yang baru," terangnya.
Sekertaris Perpag Kebumen Nanang Triadi membeberkan, terlebih dalam perubahan ini tak dilampiri detail peta batas-batas dan koordinat yang menjelaskan mana kawasan lindung dan mana kawasan budidaya.
"Modus dan inisiatif merubah regulasi perlindungan kawasan bentang alam karst yang tak partisipatif dan cenderung tertutup dari kajian kritis masyarakat luas, juga tak bisa diletakkan di atas isu otonomi daerah atau pun pertumbuhan iklim investasi daerah," jelasnya.
Kebijakan pembangunan yang berwatak demikian, jelas Nanang hanya akan membangkitkan resistensi luas di masyarakat. "Itu sebabnya, kenapa di berbagai tempat, khususnya di Jawa Tengah; hari ini masyarakat tengah menggalang kekuatan untuk berjuang mempertahankan ruang hidupnya," tandasnya.
Unjuk rasa digelar mulai siang hingga petang tadi dilakukan dengan aksi konvoi dengan mobil dan sepeda motor di sejumlah desa. Dimulai dari Desa Sikayu, Desa Karangsari, Desa Rogodono, Desa Banyumudal, Desa Nogoraji dan berakhir di Desa Mergosono.
Usai aksi konvoi, para pendemo juga memasang spanduk yang intinya penolakan atas berdirinya pabrik semen. Tulisan itu berbunyi antara Lain, 'Sedulur, ayuh bareng-bareng tolak pabrik semen Gombong', 'Tolak PT Semen Gombong, Aku Wis Makmur Karst Gombong Aja Digempur', 'Ora Wedi Semen Larang Sing Penting BUMI LESTARI Siapa Takut'.
Setelah menggelar aksi di sejumlah desa, warga rencananya akan mendatangi kantor Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) Kebumen. Aksi unjuk rasa ini sendiri muncul usai Pemkab Kebumen melalui Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu (BPMPT) secara resmi mengumumkan izin lingkungan yang dilakukan oleh PT Semen Gombong melalui surat nomor 503/03/P-IL/II/2016.
Warga pun bereaksi keras dan menolak pemberian izin lingkungan terhadap rencana pendirian pabrik semen di Desa Sikayu, Kecamatan Buayan itu. Alasanya dengan berdirinya pabrik semen nanti dapat merusak Karst di sekitar Gombong Selatan, pencemaran lingkungan, dan persediaan air tanah akan habis.
http://www.merdeka.com/peristiwa/warga-5-desa-di-kebumen-tolak-pembangunan-pabrik-semen-gombong.html
0 komentar:
Posting Komentar