Selasa, 01 Januari 2019

Revitalisasi Ponor, Kerja Ekologi Perpag di Akhir Tahun


PONOR: Revitalisasi ponor yang diprakarsai Perpag (Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong) dilakukan secara gotong-royong dengan pelibatan luas warga Desa Sikayu, Buayan. Pekerjaan ini, meskipun tak dilakuan setiap hari, telah dimulai sejak Kamis (20/12/2018); hingga pergantian tahun baru 2019. [Foto: Agus Fujiyanto]

Apa yang dilakukan Perpag (Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong) di penghujung tahun 2018 memang mesti diapresiasi semua pihak. Kesanggupan organisasi ini dengan mendorong pelibatan luas masyarakat, terutama kalangan pemuda desa; tak cuma jargon belaka.

Malam itu, beberapa pemuka adat dan pegiat organisasi mendatangi rumah Agus Fujiyanto untuk membahas kabar silam amblesnya beberapa ponor di kawasan hulu Desa Sikayu.

Ponor adalah celah permukaan bumi yang berfungsi sebagai gerbang resapan air permukaan tanah untuk kemudian masuk dalam suatu sistem hidrologi dan membentuk tata air di dalam perut bumi. Secara kasat, ponor ini bisa dianalogikan sebagai lubang biopori yang dalam skala kecil bisa berfungsi sebagai lubang resapan air tanah. 
Manfaatnya dalam skala makro akan menjaga pasokan serta ketersediaan air tanah. Fungsi turunan lainnya, ponor punya kemampuan dan dapat berfungsi sebagai pengendali ancaman banjir bandang pada musim curah hujan tinggi.

Meski di kawasan karst Gombong selatan, terutama di Desa Sikayu, belum ada data pasti mengenai berapa jumlah ponor yang ada di sana, sebagaimana disinyalir Agus Fujiyanto; namun penduduk meyakini jumlahnya bukan lagi puluhan tetapi bilangannya mencapai ratusan. Keyakinan ini diamini ketua Perpag sendiri, H Samtilar. Juga para tetua lainnya seperti Siabu, Sutoyo, Sumeri, Joni, Srawin dan lainnya.

Perbincangan malam itu di perbukitan karst Desa Sikayu sampai pada cerita seputar amblesnya beberapa ponor yang tentu saja tak selesai kalau hanya dibahas. Dalam konteks apa yang mesti dilakukan, akhirnya para tetua menyerahkan tugas ini kepada Agus malam itu, untuk bersama pemuda lainnya agar aktif dan terlibat langsung dalam pekerjaan revitalisasi ponor ini.

Hasilnya, ada sekitar 30-an relawan desa tergabung dalam tim kerja, yang meski tak setiap hari, namun secara tetap maupun bergiliran secara gotongroyong memulai pekerjaan penggalian ulang ponor agar bisa kembali berfungsi. Pekerjaan kolektif ini dilakukan mulai Kamis (20/12) hingga melampaui pergantian tahun baru 2019.


Ponor Sawi Banjiran 2

BANJIRAN 2: Ponor Sawi atau disebut pula Ponor Banjiran 2 yang pernah runtuh ini tengah direvitalisasi; dipenuhi limpahan air. Tim pekerja berencana akan melakukan tusukan bor untuk membuka akses ke aliran sungai bawah tanah di kedalamannya [Foto: Agus Fujiyanto] 

Banyak kisah tutur seputar keberadaan ponor di kawasan bentang alam karst (KBAK) Gombong selatan, dan juga di luar kawasan lindung eco-karst ini; lengkap dengan narasi dalam bentuk legenda maupun cerita rakyat setempat.

Selain cerita tutur yang sisanya masih lekat dalam ingatan kolektif para sepuh Desa Sikayu, Ponor Sawi, atau disebut juga Banjiran 2, merupakan ponor aktif yang diduga kuat memiliki tembusan mengaliri sumber air permukaan Lepen Jeblosan di dusun Karangkamal. Itu sebabnya Ponor Sawi menjadi salah satu pilihan buat direvitalisasi.

Secara kasat ponor ini terpeta berada di sebelah timur Gua Pucung yang merupakan salah satu “pusat” tata air (hydrosistem) karst Gombong selatan dan ketinggian sumber airnya sekitar 5 meter masih di bawah permukaan sumber air Gua Pucung. Anehnya, hasil uji Water-Tracing yang dilakukan bagi riset akademik (dengan pelibatan kawal pemuda Perpag) dan dimula dari Gua Pucung tak muncul eksesnya di Lepen Jeblosan.

Artinya, diduga kuat aliran sungai yang berada di bawah Ponor Sawi merupakan aliran sungai bawah tanah lain yang berbeda dengan keluaran, misalnya, Gua Candi ke Kali Sirah maupun sumber-sumber air permukaan lainnya. Tim penggalian revitalisasi mensinyalir bahwa sungai di bawah Ponor Sawi memiiki aliran tersendiri yang bersumber dari tandon lain di Desa Banyumudal.. []   

0 komentar:

Posting Komentar