Selasa, 16
Februari 2016 | 18:37
Jakarta - Industri semen
nasional diperkirakan mengalami kelebihan kapasitas produksi hampir 30% pada
2016, seiring beroperasinya enam pabrik baru. Mulai beroperasinya pabrik-pabrik
tersebut membuat total kapasitas semen naik menjadi 92 juta ton, sedangkan
permintaan semen domestik diperkirakan sekitar 65 juta ton pada tahun ini.
“Total
kapasitas pabrik semen yang siap beroperasi tahun ini sekitar 92 juta ton,
sedangkan permintaan masih jauh dari kapasitas terpasang,” kata Ketua Umum
Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso seperti dikutip dari Investor Daily, Selasa
(16/2).
Widodo menjelaskan, tambahan
kapasitas tersebut berasal dari empat pabrik yang akan beroperasi total tahun
ini, yaitu Semen Merah Putih, Semen Jawa, Semen Bima, dan Conch Semen. Dari
beroperasinya pabrik-pabrik semen tersebut akan ada tambahan kapasitas sebanyak
9,1 juta ton.
“Selain itu, akan ada
tambahan lagi dari dua pabrik semen, yakni Semen Tiga Roda dan Semen Bosowa
sebanyak 7,4 juta ton. Dengan demikian, ada tambahan kapasitas produksi sekitar
16,5 juta ton,” kata dia.
Meski demikian, lanjut dia,
penyerapan semen di dalam negeri masih belum bisa mengimbangi penambahan
kapasitas produksi industri. Diperkirakan, penyerapan semen di dalam negeri
pada tahun ini hanya 65 juta ton, tumbuh 7,54% dibanding tahun sebelumnya 60,44
juta ton.
“Untuk itu, podusen
mengharapkan pembangunan infrastruktur bisa berjalan lancar, baik dari anggaran
pemerintah maupun anggaran para investor BUMN,” kata dia.
Dengan demikian, tambah
Widodo, produksi semen di dalam negeri bisa diserap dengan baik, karena
produsen semen telah menggelontorkan triliunan rupiah untuk pembangunan
pabriknya.
Di sisi lain, kata Widodo,
produsen akan melakukan sejumlah langkah strategis untuk menyiasati hal ini.
Salah satunya adalah dengan menggenjot ekspor ke sejumlah negara.
“Ekspor rencananya ditujukan
ke negara-negara di Afrika, Srilanka, Bangladesh, Timur Tengah, Australia,
Filipina, Papua Nugini, dan Timor Leste,” terang dia.
Berdasarkan
data ASI, total ekspor semen nasional pada 2015 mencapai 1,00 juta ton, naik
280% dari tahun sebelumnya 265,16 ribu ton. Sebanyak 561,76 ribu ton berupa
ekspor dalam bentuk semen, dan sisanya 445,74 ribu ton ekspor clinker.
Sementara itu, total permintaan semen di dalam negeri pada tahun lalu mencapai 60,44 juta ton, naik 0,9% dari tahun sebelumnya 59,90 juta ton.
Sementara itu, total permintaan semen di dalam negeri pada tahun lalu mencapai 60,44 juta ton, naik 0,9% dari tahun sebelumnya 59,90 juta ton.
Widodo
memperkirakan, permintaan semen tahun 2016 akan tumbuh lebih besar dibanding
tahun lalu seiring mulai berjalannya program pembangunan infrastruktur
pemerintah. Kenaikan permintaan sudah mulai terlihat pada Januari 2016.
Penjualan semen sepanjang Januari 2016 naik 4,4% menjadi 5,14 juta ton dibanding periode sama tahun lalu. Peningkatan tersebut didorong tingginya permintaan di pulau-pulau utama di Indonesia.
Penjualan semen sepanjang Januari 2016 naik 4,4% menjadi 5,14 juta ton dibanding periode sama tahun lalu. Peningkatan tersebut didorong tingginya permintaan di pulau-pulau utama di Indonesia.
"Ini menunjukkan bahwa
program pemerintah untuk memulai pelaksanaan pembangunan perumahan dan
infrastruktur mampu terlaksana lebih awal. Dan tentunya juga akibat
berlanjutnya pembangunan proyek power plan , smelter, dan lainnya," kata
Widodo.
Widodo menjelaskan,
pertumbuhan permintaan semen tertinggi ada di Sulawesi. Berdasarkan data ASI,
permintaan semen di pulau itu pada Januari 2016 tumbuh 19% dibanding periode
sama 2015 menjadi 424 ribu ton. Pertumbuhan tinggi juga terjadi di Sumatera
sebanyak 15,8% menjadi 1,09 juta ton, disusul Jawa yang naik 5,3% menjadi 2,88
juta ton. Sementara di Bali dan Nusa Tenggara, permintaan semen naik 1,6%
menjadi 320 ribu ton.
Meski demikian, permintaan
semen di beberapa daerah justru menurun. Tercatat, permintaan semen di
Kalimantan pada bulan kemarin turun 31% menjadi 305 ribu ton dibanding Januari
2015. Permintaan semen di Maluku dan Papua juga melemah 13% menjadi 115 ribu
ton.
"Namun secara total,
permintaan semen di bulan Januari mengalami kenaikan 4,4%. Meski dibanding
Desember 2015 turun 5,6%," kata Widodo.
Dia menjelaskan, penurunan
dibanding Desember tersebut lebih karena banyak anggaran pembangunan pemerintah
yang harus diselesaikan pada kuartal IV. Akibatnya, permintaan pada bulan
terakhir 2015 tersebut sangat tinggi mencapai 5,45 juta ton.
Widodo berharap, pertumbuhan
permintaan semen akan berlanjut di Februari, dan bahkan bisa lebih tinggi lagi.
Optimisme tersebut muncul karena adanya proyek pembangunan sejuta rumah dan
pembangunan pedesaan senilai Rp 47 triliun yang mulai dilaksanakan tahun ini.
Eva Fitriani/EVA
http://www.beritasatu.com/ekonomi/349635-industri-semen-kelebihan-kapasitas-produksi-30.html
0 komentar:
Posting Komentar