Persatuan Rakyat
Penyelamat Karst Gombong [Perpag] dalam aksi massa pertamanya, Kamis (29/10) langsung
menggebrak ibukota Provinsi Jawa Tengah. Aksi ini mengiring Sidang Andal [Analisis
Dampak Lingkungan] hari ke 2 yang digelar guna membahas dokumen Andal pt. Semen
Gombong di Balai Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah di kawasan Srondol,
Semarang.
Dengan menumpang bus
sewaan, 307 warga desa Sikayu, Banyumudal, Nagaraji dan desa sekitar kawasan
karst Gombong selatan mendatangi Gedung Balai Pengujian dan Laboratorium
Lingkungan Hidup di kompleks BLH Provinsi Jawa Tengah; tempat dilangsungkannya
sidang Andal sejak sehari sebelumnya. Beberapa warga pada sidang pertama
(28/10) telah menyampaikan aspirasinya terkait bakal beroperasinya pt. Semen
Gombong di kawasan lindung karst terumbu
ini.
Meski massa aksi tak
diperkenankan masuk ke dalam sidang Andal yang berkaitan langsung dengan ruang
hidup mereka, aksi tetap digelar dengan orasi Ketua Perpag, Samtilar dan
wakilnya Lapiyo; juga beberapa wakil desa lainnya. Pada prinsipnya, Perpag
menolak operasional pabrik pt. Semen Gombong yang jelas akan merusak tata air
kawasan karst di Gombong selatan ini.
Mengadu Gubernur Jawa Tengah
Dengan kawalan mobil Patwal
Polwiltabes, massa Perpag melanjutkan aksinya ke kantor Gubernur Provinsi Jawa
Tengah. Perdebatan apa pun yang terjadi berkaitan dengan sidang dokumen Andal
pt. Semen Gombong, pintu dan golnya ada di tangan Gubernur Jateng. Itu
sebabnya, Perpag melanjutkan aksinya ke sana.
Spanduk bertuliskan “Tolak
Ijin Penambangan pt. Semen Gombong” direntang di depan barisan massa aksi.
Panas kemarau tengah hari tak menyurutkan semangat massa menggelar unjuk rasa. Meski
pun, lagi-lagi, massa Perpag tak bisa ketemu Gubernur Jateng. Ganjar Pranowo justru
dikabarkan tengah mengunjungi desa Srati, bagian lain dari desa-desa kawasan
Karst Gombong selatan juga.
0 komentar:
Posting Komentar