Siaran Pers "Koalisi Untuk Kendeng Lestari,
Jakarta, 27 Maret 2017.
"Bu Patmi berjuang dengan keyakinan hukum, putusan pengadilan dapat ditegakkan. Bu Patmi juga percaya Pemerintah RI tidak akan diam melihat rakyatnya disengsarakan perusahaan pelanggar hukum. Bu Patmi juga percaya Presiden adalah pimpinan tertinggi negara dan pemerintahan yang dapat menertibkan kepala daerah yang melanggar hukum. Karena kepercayaan itulah Bu Patmi datang ke Jakarta dan aksi demi mendapatkan tindakan nyata Presiden"
Tujuh hari sudah semenjak Ibu Patmi berpulang, atau 14 hari sejak aksi #DipasungSemen2, gerakan menolak pabrik semen di Pegunungan Kendeng membesar. Ini menepis asumsi arus penolakan pabrik semen akan menurun atau berhenti. Namun sebaliknya gerakan ini terus berlanjut. Hingga kemarin (26/03/17) tercatat aksi solidaritas Kendeng Lestari sudah dilakukan di 35 lokasi. Sayangnya, belum nampak niat baik dan pernyataan membesarkan hati dari Jokowi, selain “berpaling muka” dengan menyerahkannya pada Gubernur Jawa Tengah saat ditanya oleh Gunart – perwakilan warga Kendeng di Istana.
Padahal sejatinya, sikap warga Kendeng menolak pertambangan dan pabrik semen tak semata untuk menyelamatkan pegunungan Kendeng, tapi menyelamatkan pulau Jawa. Bentang alam karst memiliki fungsi hidrologi yang mengontrol sistem ekologi di dalam kawasan, permukaan bukit karst berperan sebagai penyimpan utama air. Pulau Jawa memiliki luasan karst paling kecil dibanding pulau besar lainnya di Indonesia. Padahal sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pulau Jawa, sekitar 145.143.600 jiwa (BPS, 2015). Sebaran batu gamping di Jawa hanya sekitar 1.112.418 hektar, dan sekitar 11, 18 juta jiwa tinggal di dalam kawasan batu gamping. Tekanan terhadap kawasan karst saat ini adalah pertambangan dan pabrik semen. Saat ini sudah ada 21 pabrik semen beroperasi di Jawa (Falah, 2016). Bertambahnya tambang gamping dan pabrik semen akan memperburuk kualitas lingkungan di pulau Jawa.
Ditengah akhir penyusunan KLHS, terdengar kabar gembira lewat pernyataan dari Ketua Tim Penyusun Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), yang menyebutkan bahwa Daerah Cekungan Air Tanah (CAT) Watuputih yang merupakan area tambang PT. Semen Indonesia adalah Wilayah yang tidak layak ditambang . Jauh-jauh hari sebelumnya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI pada 16 Januari 2016 juga mengirim surat kepada Ganjar Pranowo mengingatkan daerah CAT WAtuputih mengindikasikan Kawasan Bentang Alam Karst yang tidak boleh ditambang. Ini semakin menegaskan kesalahan Gubernur Jawa Tengah dan PT. Semen Indonesia.
Kesedihaan atas meninggalnya Ibu Patmi, tujuh hari yang lalu dalam aksi menolak pabrik semen, bukannya menyurutkan perjuangan. Justru memberikan energi baru terhadap perjuangan dulur-dulur Kendeng menolak pabrik semen di wilayah pegunungan Kendeng. Beliau pun juga menginspirasi gerakan penolakan terhadap pabrik semen di berbagai daerah seluruh Indonesia. Sore ini, di depan istana – Koalisi untuk lendeng Lestari akan meneruskan perjuangan sekaligus mengadakan selamatan Brokohan untuk mendoakan kepergian Bu Patmi dan keberhasilan perjuangan menyelamatkan pegunungan Kendeng.
Sayangnya kematian Ibu Patmi hanya ditanggapi dengan ucapan belasungkawa oleh pemerintah serta pemberian uang santunan. Pemerintah seakan tutup mata dan pura-pura tidak memahami alasan kenapa Ibu Patmi memasung kakinya dengan semen hingga ajal menjemput.
Untuk terus mendorong #KendengLestari dan menunjukkan bahwa #KendengTidakSendiri, Koalisi untuk Kendeng Lestari tetap melanjutkan perjuangan beliau dengan tetap memasung kaki kami dengan semen hingga Presiden Jokowi memerintahkan Gubernur Jawa Tengah untuk mencabut izin lingkungan pembangunan pabrik semen dari PT Semen Indonesia.
Hari ini ada setidaknya ada 23 (dua puluh tiga) orang dari berbagai organisasi yang akan dicor kakinya
1. Titin Wahab – Arus Pelangi
2. Rendi Ahmad – Simponi Band
3. Rio Senovel – Ciliwung Merdeka
4. Leonard Siamjuntak – Green Peace
5. Pius Ginting – AEER
6. Nadin Dulu – AMAN
7. Redho Taqwa – warga Tangerang
8. Melva Harahap – WALHI
9. Fahs Agatoratma – WALHI
10. Rayi Fahmi – Green Peace
11. Sobirin – Desantara
12. Anna – Kalyanamitra
13. Johanna – Kalyanamitra
14. Veronica Indri – Institute Kapal Perempuan
15. Veronica Koman – Papua Itu Kita
16. Maulana – FORMAPIH Medan
17. Helena – AMP
18. Arepu Sama – AMP
19. Dean Asso – AMP
20. Karon – LBH Jakarta
21. Bob – AMP
22. M.Arinal Haqil Ghifari – PA Urindo (Respati)
23. Imam Sofwan – Yayasan Pantau
Ibu Bumi Wis Maringi,
Ibu Bumi Dilarani,
Ibu Bumi Kang Ngadili
Ibu Bumi Dilarani,
Ibu Bumi Kang Ngadili
CP : Matthew 0859 2064 1931 / Galesh 0838 7700 3355
0 komentar:
Posting Komentar