Kamis, 05 Januari 2017

Tebang Satu Tanam Lima di Kostajasa

LASKAR BIRU: Aksi Penanaman Pohon Komitmen Bersama Hutan Rakyat - Kostajasa di salah satu dari 5 lokasi Desa Wonoharjo (Rowokele). Dalam gambar nampak aksi yang berlangsung (5/1) di bekas bukit longsor Dukuh Wonosari [Foto: Arp] 

ROWOKELE – Tak mudah membangun kesadaran banyak orang dan merumuskan komitmen sosial yang jadi ikatan bersama dalam tindakan. Ini semacam manifesto pada tingkat praksis yang pada fase realisasinya disinergikan dengan pendirian usaha-usaha gotong-royong melalui sebuah koperasi. Dan adalah Kostajasa (Koperasi Taman Wijaya Rasa) yang kini menjadi perekat sosial itu.

Begitulah, maka pada Kamis (5/1) digelar aksi Penanaman Pohon Komitmen Bersama Hutan Rakyat – Kostajasa itu. Aksi yang melibatkan tak kurang dari 400 partisipan ini digelar di Desa Wonoharjo (Rowokele) dan berlangsung di 6 titik sekaligus; pada pedukuhan yang berbeda.

Sebagaimana diketahui, Desa Wonoharjo ini menjelang akhir tahun 2015 lalu terlanda bencana longsor, bersamaan dengan bencana serupa yang melanda beberapa desa di wilayah Sempor; juga banjir bandang yang menerjang desa Jatiroto tetangganya di ujung utara pegunungan karst Gombong selatan.

Desa Wonoharjo dikenal luas sebagai penghasil buah duku dan kokosan juga penghasil cengkih. Desa di kawasan perbukitan ini cukup memiliki resistensi terhadap bencana. Spirit gotong-royong merupakan kearifan tradisi dan modal sosial yang penting, termasuk manifestnya pada tindakan kolektif paska kejadian.

Beberapa yang dijadikan pilihan lokasi penanaman pohon memang titik rawan yang pernah mengalami bencana longsor sebelumnya.


Pomeo “Tebang Satu Tanam Lima”

Terasa benar pada aksi Penanaman Pohon Komitmen Bersama Hutan Rakyat – Kostajasa, bagaimana partisipasi warga dari berbagai elemen. Aksi yang dibuka di Dukuh Wonosari ini didukung kekompakan pemuda, termasuk perempuan dan kalangan pelajar SD di desa itu. Aksi ini juga mendapat dukungan luas dari desa lain termasuk organ Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag), Komunitas "Kebumen Bae-Lah", Kadang Tani Alas serta Komunitas Pemuda Likuran (Karanganyar).

UNTUNG KARNANTO: Koordinator aksi Untung Karnanto, tengah memberi keterangan pers di tengah aksi penanaman pohon [Foto: Arp] 

Koordinator aksi Untung Karnanto menjelaskan ihwal proses bagaimana membangun prakarsa yang secara sosial mencakupi dua aspek budaya dan ekonomi, yakni diawali dari riset di 5 wilayah berbeda; di kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen sendiri.

“Tahun 2006 saya masuk kawasan ini, dan waktu itu tanpa sponsor”, kisahnya saat diwawancara. Prakarsa pendirian Kostajasa sendiri bukan topdown melainkan ditumbuhkan seiring pembangunan kesadaran akan pentingnya ekologi bumi dan kelestarian lingkungan; dimana hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia.

Satu dekade Kostajasa berkembang sebagai sebuah koperasi yang memiliki perspektif lingkungan serta kelestarian dan keberlanjutannya. Secara internal dan antar komunitas hutan lestari yang tersebar di kabupaten Kebumen, berlaku pomeo unik “Tebang Satu Tanam Lima”.

“Ini yang jadi komitmen, makanya kegiatan hari ini disebut Penanaman Pohon Komitmen Bersama”, papar lelaki gondrong yang sering dipanggil Kaki Langka ini. Maknanya, sebagaimana pohon, komitmen ini juga tumbuh di hati para anggota Kostajasa.

Sayangnya, pada kegiatan penanaman pohon hari itu Bupati Kebumen, M Yahya Fuad, SE yang datang terlambat dan hujan lebat; sehingga batal berpatisipasi menanam pohon di hutan Wonoharjo...           

   

0 komentar:

Posting Komentar