LASKAR BIRU: Aksi Penanaman Pohon Komitmen Bersama Hutan Rakyat - Kostajasa di salah satu dari 5 lokasi Desa Wonoharjo (Rowokele). Dalam gambar nampak aksi yang berlangsung (5/1) di bekas bukit longsor Dukuh Wonosari [Foto: Arp]
ROWOKELE – Tak
mudah membangun kesadaran banyak orang dan merumuskan komitmen sosial yang jadi
ikatan bersama dalam tindakan. Ini semacam manifesto
pada tingkat praksis yang pada fase realisasinya disinergikan dengan pendirian
usaha-usaha gotong-royong melalui sebuah koperasi. Dan adalah Kostajasa (Koperasi
Taman Wijaya Rasa) yang kini menjadi perekat sosial itu.
Begitulah, maka pada Kamis
(5/1) digelar aksi Penanaman Pohon Komitmen Bersama Hutan Rakyat – Kostajasa itu.
Aksi yang melibatkan tak kurang dari 400 partisipan ini digelar di Desa
Wonoharjo (Rowokele) dan berlangsung di 6 titik sekaligus; pada pedukuhan yang
berbeda.
Sebagaimana diketahui, Desa
Wonoharjo ini menjelang akhir tahun 2015 lalu terlanda bencana longsor,
bersamaan dengan bencana serupa yang melanda beberapa desa di wilayah Sempor;
juga banjir bandang yang menerjang desa Jatiroto tetangganya di ujung utara pegunungan
karst Gombong selatan.
Desa Wonoharjo dikenal luas sebagai
penghasil buah duku dan kokosan juga penghasil cengkih. Desa di kawasan
perbukitan ini cukup memiliki resistensi terhadap bencana. Spirit
gotong-royong merupakan kearifan tradisi dan modal sosial yang penting,
termasuk manifestnya pada tindakan kolektif paska kejadian.
Beberapa yang dijadikan
pilihan lokasi penanaman pohon memang titik rawan yang pernah mengalami bencana
longsor sebelumnya.
Pomeo “Tebang Satu Tanam Lima”
Terasa benar pada aksi Penanaman
Pohon Komitmen Bersama Hutan Rakyat – Kostajasa, bagaimana partisipasi warga dari
berbagai elemen. Aksi yang dibuka di Dukuh Wonosari ini didukung kekompakan
pemuda, termasuk perempuan dan kalangan pelajar SD di desa itu. Aksi ini juga
mendapat dukungan luas dari desa lain termasuk organ Persatuan Rakyat
Penyelamat Karst Gombong (Perpag), Komunitas "Kebumen Bae-Lah", Kadang Tani Alas serta Komunitas Pemuda Likuran
(Karanganyar).
UNTUNG KARNANTO: Koordinator aksi Untung Karnanto, tengah memberi keterangan pers di tengah aksi penanaman pohon [Foto: Arp]
Koordinator aksi Untung
Karnanto menjelaskan ihwal proses bagaimana membangun prakarsa yang secara sosial
mencakupi dua aspek budaya dan ekonomi, yakni diawali dari riset di 5 wilayah
berbeda; di kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara dan Kebumen
sendiri.
“Tahun 2006 saya masuk
kawasan ini, dan waktu itu tanpa sponsor”, kisahnya saat diwawancara. Prakarsa
pendirian Kostajasa sendiri bukan topdown melainkan ditumbuhkan seiring pembangunan kesadaran akan
pentingnya ekologi bumi dan kelestarian lingkungan; dimana hutan berfungsi
sebagai paru-paru dunia.
Satu dekade Kostajasa
berkembang sebagai sebuah koperasi yang memiliki perspektif lingkungan serta
kelestarian dan keberlanjutannya. Secara internal dan antar komunitas hutan
lestari yang tersebar di kabupaten Kebumen, berlaku pomeo unik “Tebang Satu
Tanam Lima”.
“Ini yang jadi komitmen,
makanya kegiatan hari ini disebut Penanaman Pohon Komitmen Bersama”, papar
lelaki gondrong yang sering dipanggil Kaki
Langka ini. Maknanya, sebagaimana pohon, komitmen ini juga tumbuh di hati
para anggota Kostajasa.
Sayangnya, pada kegiatan
penanaman pohon hari itu Bupati Kebumen, M Yahya Fuad, SE yang datang terlambat dan
hujan lebat; sehingga batal berpatisipasi menanam pohon di hutan Wonoharjo...
0 komentar:
Posting Komentar