Senin, 09 Oktober 2017

Bupati Banyumas Minta Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Baturraden Distop

SENIN, 9 OKTOBER 2017

Kirim Pengajuan Permohonan ke Gubernur PURWOKERTO-Keresahan warga lereng Gunung Slamet, khususnya yang terkena dampak air keruh di Sungai Prukut hingga ke Curug Cipendok ditanggapi serius Bupati Banyumas Ir H Achmad Husein. 

Bupati meminta agar proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Baturraden dihentikan sementara. Langkah bupati itu ditindaklanjuti dengan pembuatan surat kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, sebagai wakil pemerintahan pusat di daerah yang memiliki kewenangan terhadap proyek tersebut. 

Pengajuan surat tertanggal 5 Oktober 2017 itu sehubungan dengan banyaknya tuntutan masyarakat terdampak pembangunan konstruksi PLTP Baturraden yang dikelola oleh PT Sejahtera Alam Energy (SAE) sekaligus dikarenakan keruhnya beberapa aliran sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat setempat antara lain sungai prukut, sungai logawa dan sungai mengaji.


DOK/Radar Banyumas 

“Kami mohon kepada Bapak Gubernur sebagai wakil Pemerintahan Pusat di daerah yang memiliki kewenangan terhadap proyek dimaksud, agar berkenan mengevaluasi dan menghentikan sementara proyek tersebut sampai dengan adanya solusi untuk mengatasi pencemaran air sungai dan terciptanya kondusifitas sosial masyarakat terdampak,” tulisnya. 

Bupati berharap surat rekomendasi itu segera mendapat perhatian serta dapat segera disetujui. Mengingat sungai-sungai tersebut merupakan tempat yang dijadikan sebagai sumber kehidupan bagi masyarakat setempat. 

Diberitakan sebelumnya, tragedi air keruh kembali terjadi di wilayah Kecamatan Cilongok. Hal itu diduga disebabkan akibat adanya proyek PLTP Baturraden yang sedang mengeksplorasi Hutan Gunung Slamet. 
Oleh sebab itu, warga terdampak mendesak agar proyek itu dihentikan. Kepala Dusun (Kadus) I Desa Panembangan, Galih Prasetya mengatakan, warga kesulitan air bersih dan harus pergi ke tempat teman atau saudara di desa Gununglurah dan Sokawera untuk sekedar mandi dan minum. Sedangkan untuk mencuci piring, terpaksa ke Desa Sambirata karena ada sebagian mata air yang tidak terlalu keruh. 

“Sejak ada pembangunan PLTP Baturraden oleh PT SAE, setiap hujan air keruh. Bahkan hujan kecil langsung berdampak ke PAM dengan air yang sangat keruh. Dari dulu tidak pernah terjadi seperti ini,” kata dia. 

Direktur PT SAE, Bregas H Rochadi mengakui adanya air keruh di sungai Prukut dan curug Cipendok. Namun ia belum bisa memastikan apakah itu dampak proyek PTLPB atau bukan. 

“Kami masih investigasi, sampai sore ini lagi ditelusuri. Jadi belum diketahui apakah itu karena pekerjaan yang kami lakukan atau bukan. Nanti setelah data masuk semua, kami beri kabar, ” kata dia .Namun terkait keruhnya air di warga desa terdampak, jika pun ternyata bukan diakibatkan pekerjaan yang sedang dilakukan PT.SAE, ia menyatakan PT. SAE tetap akan mengusahakan air kembali jernih. (why/ttg)

Sumber: RadarBanyumas.Co.Id

0 komentar:

Posting Komentar