Oleh: Arif Aci Gapema
Melihat ibu-ibu Kartini Rembang memasung kakinya dengan semen di depan istana negara.... terasa sangat menusuk hati.... sedih...
apa sih yang diperjuangkan......
Nuwun sewu sedikit menyuarakan, sebelumnya mohon maaf kalo komen saya salah...
Kenapa ibu-ibu Kartini ini melakukan aksi ini? Aksi ini dilakukan dalam rangka menolak pabrik semen di lingkungan mereka, berpuluh aksi telah dilakukan Dan yang terhebat adalah Kartini-Kartini telah tirakat selama 666 hari di #tendaperjuangan, ditempa oleh terik matahari, hujan, angin, dingin dan debu yang beterbangan.
Lho kenapa kan pembangunan membutuhkan semen? Ya, berikut ini saya coba uraikan sekemampuan saya...
Industri semen akan memerlukan lahan untuk ditambang, terutama batu gamping/karst/kapur dan tanah liat sehingga dapat mengancam beberapa hal:
1. Dari internal masyarakat, lahan yang dimiliki sangat diyakini adalah titipan Gusti Allah untuk dilestarikan, diteruskan pada anak cucu sampai seterusnya. dengan konsep ini, pelestarian lingkungan akan terjaga...
2. Faktanya,
a. Pulau jawa sudah terlalu padat penduduknya, penambangan untuk semen pasti akan membawa dampak ekologis dan sosial budaya yag luar biasa...
b. Gunung kapur/gamping yg berkembang jadi lingkungan karst merupakan tandon air alami, buktinya sekitar daerah itu pasti banyak mataair sebagai sumber penghidupan masyarakat disekitarnya.
c. Gunung karst juga sebagai tempat hidup kelelawar dan sriti/walet yang hidup di dalam gua atau lubang2 di tebing gunung. Kedua jenis hewan ini merupakan pekerja ekologis yang sangat dibutuhkan untuk pertanian, kuhutanan dan perkebunan.
d. Kesehatan masyarakat, beberapa spesies hewan-hewan ini merupakan pemangsa serangga yang membantu kesehatan manusia, terutama pengurang wabah DB dan Malaria.
e. Gunung karst juga sebagai penyerap CO2 untuk melakukan proses kimia yang terjadi pada batugamping/kapur, buktinya di daerah ini walaupun panas pasti akan lebih segar dari daerah lain serta bukti fisiknya adalah terjadinya gua, ponor, lapies dan sungai bawah tanah serta matair....
sehingga:
1. Kebutuhan semen bisa disiasati, gak harus untuk ekspor, yg untung ya pemodal nantinya, bukan rakyat.
2. Daya jelajah kelelawar dan sriti/walet bervariasi sampai keluar lingkungan karst yang cukup jauh, menyebabkan pengaruhnya baik untuk pertanian, perkebunan, kehutanan sampai kesehatan manusia melingkupi wilayah diluar lingkungan karst..
3. Penambangan untuk semen harus melalui studi yg holistik oleh masing2 pakarnya dengan pertimbangan murni objektifitasnya pada keilmuan, bukan kepentingan ..
4. Negara dapat menyatakan darurat semen dengan alasan ekologis, dengan melakukan terobosan baik berupa pengganti semen (kalo mungkin), penggalakan material pengganti semen atau mensosialkan rumah non semen (kalo mungkin) atau dengan sedikit semen.
5. kalo perlu kita impor semen saja dari luar negri seperti yang dilakukan negara lain seperti Cina dan Australia......
#edisi_sedih...#DipasungSemen.... kuat, teguh dan tegar ibu-ibuku.... sungkem saya untuk panjenengan...
https://www.facebook.com/aci.gapema/posts/968277976622709
0 komentar:
Posting Komentar