Selasa, 03 November 2015

Situs Gua Pawon terancam penambangan kapur

Pewarta: 

Tiga Arkeolog sedang mengekskavasi manusia purba di Gua Pawon, Bandung Barat, Jawa Barat, Jumat (28/20). (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)
Jakarta (ANTARA News) - Situs Gua Pawon, tempat ditemukannya kerangka manusia purba, di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat, terancam penambangan kapur, kata Peneliti Cekungan Bandung yang juga Ketua Masyarakat Geografi Indonesia, T Bachtiar.

"Beberapa gua di kawasan Karst Citatah dalam kondisi kritis. Gua itu ada di Pasir Bancana, Pasir Masigit, dan Gunung Hawu," katanya di Jakarta, Senin.

Ia menambahkan, nasib Gua Bancana yang berada di Pasir Bancana juga tragis. Tahun 2004 gua itu sudah tidak ditemukan lagi karena penambangan kapur. Saat ini gua itu hanya bisa dilihat di foto dan peta saja.

Seharusnya, menurut dia, kawasan karst tersebut dipertahankan dan area yang sudah masuk zona lindung diperluas.

"Citatah setidaknya dapat dijadikan laboratorium atau kampus lapangan," katanya.

Situs Gua Pawon sudah dijadikan kawasan cagar lindung arkeologi atau keperbukalaan setelah kerangka manusia purba ditemukan di sana pada 2009.


Dampak penambangan
Peneliti dan pemerhati karst Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB) Budi Brahmantyo menyatakan penambangan kapur juga membuat mata air dan sungai di kawasan karst Citatah menyusut.

"Saat ini tinggal tersisa sedikit mata air dan sungai di kawasan karst Citatah," kata Budi, pengajar di Departemen Geologi Institut Teknologi Bandung.

Sementara peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Republik Indonesia Cahyo Rahmadi menyebutkan penambangan kapur di Citatah berpotensi memutus fungsinya sebagai penyalur air.

"Penambangan di karst berpotensi memutus fungsi karst sebagai pendistribusi air melalui gua. Jika distribusi air terputus menyebabkan mata air hilang dan pemulihan seperti sediakala sangat sulit," katanya.

Ia menjelaskan kawasan karst merupakan bentang alam di batuan mudah larut seperti batu gamping yang terbentuk setelah proses yang berlangsung puluhan ribu tahun.

Karst memiliki jaringan gua sebagai "pipa" air alami yang menghubungkan zona resapan, zona simpanan dan mata air yang penting bagi masyarakat di kawasan itu. 


Editor: Maryati
COPYRIGHT © ANTARA 2015

0 komentar:

Posting Komentar