SIKAYU–Untuk kali kedua Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag) kembali menggelar Aksi Tanam Pohon di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan. Aksi yang digelar Minggu (27/11) ini diikuti oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari petani, buruh, perempuan, anak; termasuk para pelajar SMP/MTs maupun SMA/SMK dari 3 kecamatan, Buayan, Ayah dan Rowokele.
“Aksi ini sebagai
upaya menjaga kelestarian Karst dan murni sebagai gerakan sosial demi
terjaganya warisan bumi untuk generasi penerus bangsa Indonesia”, demikian di
jelaskan Tulus Wijayanto, salah seorang simpatisan Perpag dari kalangan
akademisi, Jum'at (25/11) kepada media ini.
Gelar aksi tanam pohon
ini secara simbolis akan dimulai dari titik awal di Dusun Jeblosan Desa Sikayu
(Buayan). Tak tanggung-tanggung, populasi bibit yang akan ditanam berkisar
antara 27.000 – 33.000 batang untuk luasan lahan sekitar 32 Ha. Areal ini
diidentifikasi sebagai bagian dari Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan,
yang pernah ditetapkan sebagai kawasan lindung Eco-Karst.
Areal tanam meliputi 4
desa yakni Banyumudal, Nogoraji, Sikayu dan Kalisari. Dukungan terhadap aksi
tanam pohon ini mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah
Kabupaten Kebumen melalui Kantor Lingkungan Hidup. Demikian pula sumbangan
bibit pohon terhimpun dari sokongan KLH Kebumen, UPN Yogyakarta, UnSoed
Purwokerto. Juga lembaga lain seperti Walhi Jateng, JKPM Semarang, Kadang Tani
Alas Karanganyar (Kebumen) dan Perkumpulan Warga Perantau asal Gombong di
Jakarta.
Gerakan Penghijauan Kawasan Karst
Elemen pemuda Perpag yang
juga terlibat menyiapkan aksi ini, juga tengah gencar membangun inisiatif
pengembangan desa wisata yang fokus mengangkat potensi gua alam sebagai
obyek wisata baru. Menurut Agus Cah, dalam setengah tahun rintisan ini mulai
menampakkan hasil signifikan.
“Upaya ini penting
untuk meredam migrasi pemuda ke kota”, kata Agus. Selain Gua Banteng dan Gua
Cocor yang telah lebih dahulu eksis, kini dikembangkan pula potensi Gua Paes di
dukuh Jeblosan.
Adi Budiawan aktivis
pemuda Perpag lainnya menuturkan ihwal gerakan tanam pohon ini murni merupakan
kegiatan sosial demi terjaganya kelestarian alam. Selain itu juga untuk
menanggulangi berkurangnya debit air di dalam perut bumi pegunungan karst.
Secara sukarela masyarakat didorong melakukan penanaman pohon di areal karst.
“Ini merupakan bukti
kesadaran akan pentingnya dalam melestarikan alam”, tutur Adi.
Karst Gombong Selatan
adalah sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar Buayan, Rowokele, Ayah, Gombong,
Puring, Kuwarasan dan sekitarnya. Jadi, cakupannya tidak melulu kepentingan
satu dua desa saja, melainkan mencakup setidaknya 6 kecamatan.
Tidak hanya manusianya
saja bahkan hewan dan tumbuhan juga sangat memerlukan fungsi alam kawasan karst
ini. Itu sebabnya pemuda juga ikut bergabung ke dalam Perpag. Sebagai
organisasi pelestari alam Perpag membangun komitmen untuk menjaga dan
melestarikan kawasan karst Gombong Selatan ini.
“Aksi Tanam Pohon ini nantinya
berkelanjutan jadi Gerakan Penghijauan Peduli Karst Gombong selatan",
jelas Adi.
Perpag juga mengundang
pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Gubernur Jawa Tengah, Bupati
Kebumen, Ketua DPRD Kebumen beserta jajarannya. Para pemerhati lingkungan,
aktivis pecinta alam dan berbagai elemen masyarakat lainnya... [tls]
Dumadi
deso kang endah (terjadinya desa yang indah)
Gunung
gunung katon asri (gunung-gunung terlihat asri)
Katon ijo
yen sinawang (kelihatan hijau bila dipandang)
Wargo kudu
nguri uri (warga harus melestarikan)
Supoyo
biso lestari (supaya bisa lestari)
Anjalari
uripe makmur (menjadikan hidup makmur)
Kaleksanan
kang sinedyo (tercapai apa yang diinginkan)
Amargo
banyu kang mili (karna air yang mengalir)
Lamong
rusak wong bakal rekoso (kalau rusak rakyat bakal susah)
0 komentar:
Posting Komentar