Senin, 28 November 2016

Kembalinya Bentang Alam Karst Gombong Selatan [1]



MASSA AKSI: Ribuan massa aksi Perpag Tanam Pohon mulai bergerak dari sudut pedukuhan Jeblosan Desa Sikayu (Buayan), menandai dimulainya gerakan penghijauan pada Minggu (27/11). Aksi serupa juga dilaksanakan di 4 desa lainnya, Kalisari, Redisari, Banyumudal dan Nogoraji [Foto: Arpan] 
Cahaya matahari pagi sudah mulai menyengat ketika ribuan massarakyat telah berkumpul di seputar pertigaan kecil dukuh Jeblosan, Sikayu. Pagi itu hari Minggu (27/11) bertepatan dengan Hari Tanam Pohon Indonesia. Hari yang ditunggu sejak 2 minggu sebelumnya setelah penundaan sepekan, karena terkendala sulitnya penyiapan bibit pohon.   

Perpag menyiapkan tarub dan panggung dengan bentangan banner “Gerakan Penghijauan, Peduli Karst Gombong Selatan” tak jauh dari pojok pedukuhan dekat akses jalur bercabang menuju Gua Paes. Jalur ini  merupakan jalur pecahan Gua Pucung di awal arah tanjakan 2-3 Km ke bagian atasnya. Gua Pucung adalah gua hidrosystem yang penting sebagai salah satu pusat tata air (hydro-karst) Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan.

Massa warga yang telah menunggu cukup lama, nampak lebih siap untuk segera melaksanakan aksi tanam bibit pohon; sebagaimana pemetaan sebelumnya yakni di zona seputar Gua Pucung yang bisa dicapai dari 2 pedukuhan Jeblosan dan Karangkamal. Aksi tanam pohon pada hari itu juga diikuti serentak oleh 4 desa lainnya di zona yang berbeda.
Desa Kalisari (dekat zona tambang rakyat);
Desa Redisari (zona Gua Asrep dan Gua Penganten);
Desa Banyumudal (zona Gandu);
Desa Nogoraji (zona Gua Kidang, dekat tapak pabrik).

Sementara di panggung Jeblosan masih terdengar pidato sambutan seremonial melalui speaker. Diselingi pementasan Tari Gunung dan Tari Bondan oleh anak-anak Desa Sikayu. Nampak hadir di deretan undangan: Kristiyanto (Staf Ahli Kementerian ESDM-RI),  Pejabat Kantor Bupati Kebumen, Anggota DPRD Kebumen, Kantor Lingkungan Hidup  Kebumen, Polres Kebumen, Camat Buayan, Kapolsek Buayan, Danramil Buayan, Babinsa, Kades Teguh Prihatin dan juga para Kepala Desa se Kecamatan Buayan.

Dari kalangan akademisi hadir perwakilan dari Unindra Jakarta, UPN Veteran Yogyakarta, UnSoed Purwokerto. Perwakilan sekolah ada SMK Ristek Rowokele, SMK Negeri, SMAN Rowokele, SMK Ma'arif 8 Buayan, SMP Negeri 1 dan 2 Buayan. LBH-YLBHI Yogyakarta, Walhi Jateng.  Dari perwakilan komunitas, hadir Genada, Kadang Tani Alas Karanganyar, Mapala Universitas Putra Bangsa, para aktivis lingkungan dan pemuda seperti Pokdarwis Sawangan dan lainnya.

Massa aksi mulai menapaki jalanan menuju zona seputar Gua Pucung yang merupakan salah satu pusat tata air bawah tanah kawasan karst Gombong selatan [Foto: Yatno Pandu W]
Saat cerah pagi mulai naik panasnya, ribuan warga bergerak dari pojokan dukuh Jeblosan menapaki jalur yang makin naik makin sempit. Ada terhitung antara 27.000-33.000 bibit pohon jati, mahoni dan akasia dijinjing sambil jalan. Baris massa seperti ini mengingatkan idiom jawa “sinawang kadi selo blekithi” gambaran analogi barisnya yang mengular di sela batuan dan seperti tak ada habisnya. Di tiap tangan warga lainnya membawa pancong, sabit dan perkakas tanam. Tak ketinggalan paket nasi bungkus serta air mineral yang telah disiapkan dan dikumpulkan juga oleh warga sendiri....  [bersambung]    

0 komentar:

Posting Komentar