Perpag Aksi Tanam Pohon

Menghijaukan kembali kawasan karst Gombong selatan, tengah diritis menjadi tradisi aksi berkelanjutan yang dimulai dari Desa Sikayu Buayan [Foto: Div.Media-Perpag]

Bentang Karst Kendeng Utara di Pati

Perbukitan Karst selalu identik dengan sumber-sumber air yang bukan hanya menjadi andalan kebutuhan domestik harian, melainkan juga kebutuhan utama sektor pertanian, perikanan dan kebutuhan agraris lainnya

KOSTAJASA

Koperasi Taman Wijaya Rasa membangun komitmen Bersama Hutan Rakyat - Kostajasa; berslogan "Tebang Satu Tanam Lima" [Foto: Div.Media-Perpag]

Ibu Bumi Dilarani

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UKPWR

Warga UKPWR (Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso, Roban) tengah melakukan aksi penolakan PLTU Batubara Batang. Aksi dilakukan di perairan Roban (9/1) yang sekaligus merupakan perairan tempat para nelayan setempat mencari ikan [Foto: Uli]

Senin, 28 November 2016

Kawasan Karst Bakal Ditanami 27.000 Pohon

KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag) bakal menggelar kegiatan “Gerakan Penghijauan Peduli Karst Gombong Selatan”. Acara dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia, itu Perpag akan menanam sedikitnya 27.000 bibit pohon. Rencananya aksi tersebut secara simbolis akan dilakukan di Desa Sikayu, Kecamatan Buayan, Minggu (27/11/2016).

Aktivis Perpag Adi Budiawan, mengatakan kegiatan tersebut bentuk kepedulian yang dilakukan secara swadaya oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Karst Gombong Selatan. Juga mendapat dukungan dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Selain itu juga melibatkan para pemerhati lingkungan dari Indonesian Speleological Society.

"Ini untuk meningkatkan atau memperbaiki kembali fungsi hidrologi sumber daya alam ekosistem karst khususnya fungsi mata air berikut habitat flora dan fauna yang ada didalamnya," ujar Adi Budiawan, Kamis (24/11).

Dia mengatakan, meski Amdal PT Semen Gombong sudah dinyatakan tidak layak, tetapi ancaman terhadap ekosistem Karst Gombong Selatan belum juga berakhir. Pasalnya, secara hukum kawasan tersebut hingga saat ini belum juga dinyatakan sebagai kawasan lindung. Sehingga sewaktu-waktu, nantinya dapat dipastikan akan ada pengajuan amdal-amdal baru yang ingin mengekploitasi seluruh Kawasan Karst Gombong Selatan yang menjadi kawasan budidaya tersebut.

Menurutnya, selama 20 tahun lebih sebagian besar kawasan karst yang menjadi kawasan budidaya memang dibiarkan gundul, dan sama sekali tidak ada upaya-upaya penghijauan dari pihak manapun semenjak lahan tersebut dinyatakan pemilikannya oleh PT Semen Gombong. Sehingga penurunan nilai ekologi dan estetika di atas lahan yang terlantar tersebut tidak dapat terelakkan. Padahal mata air-mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat itu berasal dari sungai-sungai bawah tanah yang berada di kawasan tersebut.

Maka demi terjaganya kelestarian alam serta menanggulagi berkurangnya debit mata air pegunungan karst. Masyarakat Desa Sikayu, Nogoraji, Banyumudal, Redisari, Kalisari yang tinggal di sekitar kawasan karst tersebut menunjukan kesadaran sosialnya untuk melestarikan alam. Bagaimanapun air adalah sumber kehidupan bagi manusia dan makluk hidup lainnya.

"Kegiatan ini hanya untuk pelestarian lingkungan, dan para warga sepakat untuk tidak mempermasalahkan hak kepemilikan pohon-pohon yang akan ditanam nantinya, karena kegiatan ini adalah murni gerakan sosial demi terjaganya warisan bumi anak cucu bangsa Indonesia," paparnya.

Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan merupakan wilayah fosil prasejarah yang prosesnya berlangsung sejak puluhan ribu tahun silam yang membentuk suatu ekosistem karst. Di dalam ekosistem karst juga terdapat mahluk hidup dan satwa liar kelelawar, walet, burung hantu, landak, dan kera. Wilayahnya terdiri dari ratusan gua-gua aktif yang membentuk suatu jaringan terhubung secara hidrologis dalam aliran sungai bawah tanah yang saling terhubung.

“Beberapa ilmuwan dan pakar ahli karstologi sebelumnya pernah mengatakan jika di wilayah tersebut mengalami kemarau panjang hingga 60 tahun sekalipun masyarakatnya yang hidup di sekitarnya tidak akan kekurangan air,” katanya.

Kawasan Karst Gombong Selatan pernah ditetapkan sebagai kawasan eco-karst yang artinya secara hukum kawasan tersebut terbebas dari usaha penambangan sebagaimana dicanangkan di Wonosari Yogyakarta 6 Desember 2004. Luasannya tercatat di Kementrian ESDM sesuai Kepmen No 1659/40/MEM/2004 yaitu mencapai 48,94 km2.

“Namun atas usulan bupati Kebumen, tahun 2013 di Kawasan Karst Gombong Selatan telah terjadi pengurangan yang luasnya mencapai + 8,05km2. Dengan dijadikannya sebagai kawasan budidaya berarti kawasan tersebut diperbolehkan untuk ditambang,” imbuhnya.

Padahal faktanya di kawasan budidaya tersebut masih banyak terdapat gua-gua, mata air, dan ponor merupakan suatu fitur karst permukaan dimana air dapat masuk ke dalam sistem jaringan air bawah tanah.

Salah satu gua aktif berair adalah gua pucung, mata air dari gua ini adalah pusat mata air yang dimanfaatkan untuk kebutukan pertanian, perikanan, dan rumah tangga oleh warga Desa Sikayu, Banyumudal Kecamatan Buayan dan Desa Kalisari Kecamatan Rowokele.(ori)

http://www.kebumenekspres.com/2016/11/kawasan-karst-bakal-ditanami-27000-pohon.html

Kembalinya Bentang Alam Karst Gombong Selatan [1]



MASSA AKSI: Ribuan massa aksi Perpag Tanam Pohon mulai bergerak dari sudut pedukuhan Jeblosan Desa Sikayu (Buayan), menandai dimulainya gerakan penghijauan pada Minggu (27/11). Aksi serupa juga dilaksanakan di 4 desa lainnya, Kalisari, Redisari, Banyumudal dan Nogoraji [Foto: Arpan] 
Cahaya matahari pagi sudah mulai menyengat ketika ribuan massarakyat telah berkumpul di seputar pertigaan kecil dukuh Jeblosan, Sikayu. Pagi itu hari Minggu (27/11) bertepatan dengan Hari Tanam Pohon Indonesia. Hari yang ditunggu sejak 2 minggu sebelumnya setelah penundaan sepekan, karena terkendala sulitnya penyiapan bibit pohon.   

Perpag menyiapkan tarub dan panggung dengan bentangan banner “Gerakan Penghijauan, Peduli Karst Gombong Selatan” tak jauh dari pojok pedukuhan dekat akses jalur bercabang menuju Gua Paes. Jalur ini  merupakan jalur pecahan Gua Pucung di awal arah tanjakan 2-3 Km ke bagian atasnya. Gua Pucung adalah gua hidrosystem yang penting sebagai salah satu pusat tata air (hydro-karst) Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan.

Massa warga yang telah menunggu cukup lama, nampak lebih siap untuk segera melaksanakan aksi tanam bibit pohon; sebagaimana pemetaan sebelumnya yakni di zona seputar Gua Pucung yang bisa dicapai dari 2 pedukuhan Jeblosan dan Karangkamal. Aksi tanam pohon pada hari itu juga diikuti serentak oleh 4 desa lainnya di zona yang berbeda.
Desa Kalisari (dekat zona tambang rakyat);
Desa Redisari (zona Gua Asrep dan Gua Penganten);
Desa Banyumudal (zona Gandu);
Desa Nogoraji (zona Gua Kidang, dekat tapak pabrik).

Sementara di panggung Jeblosan masih terdengar pidato sambutan seremonial melalui speaker. Diselingi pementasan Tari Gunung dan Tari Bondan oleh anak-anak Desa Sikayu. Nampak hadir di deretan undangan: Kristiyanto (Staf Ahli Kementerian ESDM-RI),  Pejabat Kantor Bupati Kebumen, Anggota DPRD Kebumen, Kantor Lingkungan Hidup  Kebumen, Polres Kebumen, Camat Buayan, Kapolsek Buayan, Danramil Buayan, Babinsa, Kades Teguh Prihatin dan juga para Kepala Desa se Kecamatan Buayan.

Dari kalangan akademisi hadir perwakilan dari Unindra Jakarta, UPN Veteran Yogyakarta, UnSoed Purwokerto. Perwakilan sekolah ada SMK Ristek Rowokele, SMK Negeri, SMAN Rowokele, SMK Ma'arif 8 Buayan, SMP Negeri 1 dan 2 Buayan. LBH-YLBHI Yogyakarta, Walhi Jateng.  Dari perwakilan komunitas, hadir Genada, Kadang Tani Alas Karanganyar, Mapala Universitas Putra Bangsa, para aktivis lingkungan dan pemuda seperti Pokdarwis Sawangan dan lainnya.

Massa aksi mulai menapaki jalanan menuju zona seputar Gua Pucung yang merupakan salah satu pusat tata air bawah tanah kawasan karst Gombong selatan [Foto: Yatno Pandu W]
Saat cerah pagi mulai naik panasnya, ribuan warga bergerak dari pojokan dukuh Jeblosan menapaki jalur yang makin naik makin sempit. Ada terhitung antara 27.000-33.000 bibit pohon jati, mahoni dan akasia dijinjing sambil jalan. Baris massa seperti ini mengingatkan idiom jawa “sinawang kadi selo blekithi” gambaran analogi barisnya yang mengular di sela batuan dan seperti tak ada habisnya. Di tiap tangan warga lainnya membawa pancong, sabit dan perkakas tanam. Tak ketinggalan paket nasi bungkus serta air mineral yang telah disiapkan dan dikumpulkan juga oleh warga sendiri....  [bersambung]    

Minggu, 27 November 2016

Tolak Semen, Kawasan Karst Gombong Kembali Ditanami Pohon

Minggu, 27 Nov 2016 14:27 WIB
Muhamad Ridlo Susanto

Aksi tanam pohon ini merupakan yang kedua kalinya setelah aksi tanam pohon pada Desember 2015 lalu.

Ilustrasi bibit pohon. Foto: Antara

Kebumen– Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag) kembali menggelar aksi tanam pohon di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan, pada hari ini, Minggu (27/11/2016). Ini dilakukan usai Komisi Amdal Semarang mengabulkan tuntutan warga untuk membatalkan Amdal dan mengembalikan KBAK sebagai kawasan eco-Karst yang harus dilindungi.

Wakil Ketua Perpag, Lapiyo mengatakan, areal tanam meliputi 4 desa yakni Banyumudal, Nogoraji, Sikayu dan Kalisari. Sejumlah 27 ribu bibit pohon akan ditanam mulai dari titik awal di Dusun Jeblosan Desa Sikayu, Buayan.

Aksi tanam pohon ini merupakan yang kedua kalinya setelah aksi tanam pohon pertama oleh warga Perpag bersama aktivis lingkungan dan simpatisan pelestari Karst Gombong Selatan pada Desember 2015 lalu.

Ia menjelaskan, aksi tanam pohon ini diikuti oleh hampir seluruh lapisan masyarakat, mulai dari petani, buruh, perempuan, dan pelajar. Aksi ini juga melibatkan kementerian terkait dan DPRD Kebumen. 

“Gerakan penghijauan untuk Kawasan Karst Gombong Selatan. Kami punya niat karena itu, secara hukum, tidak layak untuk ditambang. Tidak mendapat izin. Kami bertanya-tanya, kenapa kok, perusahaan semen sudah menebang pohon-pohon. Itu juga sudah kami ceritakan ke wakil dari kementerian ESDM tadi. Itu (memang) tidak layak (ditambang). Ini ditanami pohon jati, akasia, tumpangsari. Daripada terbengkalai, jadi gersang, masyarakat berkegiatan seperti itu,” kata Lapiyo kepada KBR, Minggu (27/11/2016).
Lebih lanjut Lapiyo mengatakan luasan kawasan karst yang akan ditanami meliputi lahan seluas 32 hektar. Areal ini diidentifikasi sebagai bagian dari Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan, yang pernah ditetapkan sebagai kawasan lindung Eco-Karst.

Menurut Lapyio, bibit pohon berasal dari berbagai pihak. Antara lain, Pemkab Kebumen, UPN Yogyakarta, Unsoed Purwokerto, Walhi Jateng, JKPM Semarang, Kadang Tani Alas Karanganyar (Kebumen) dan Perkumpulan Warga Perantau asal Gombong di Jakarta.


Karst Gombong Selatan adalah sumber kehidupan bagi ribuan masyarakat sekitar Buayan, Rowokele, Ayah, Gombong, Puring, Kuwarasan dan sekitarnya. Pegunungan ini menyuplai kebutuhan air untuk puluhan ribu hektar sawah dan lahan pertanian, serta memenuhi kebutuhan air bersih bagi warga 11 kecamatan.
Editor: Sasmito | Sumber: KBR.ID 

Jumat, 25 November 2016

Perpag Gelar Aksi Tanam 27.000 Bibit Pohon



SIKAYU–Untuk kali kedua Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag) kembali menggelar Aksi Tanam Pohon di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan. Aksi yang digelar Minggu (27/11) ini diikuti oleh hampir seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari petani, buruh, perempuan, anak; termasuk para pelajar SMP/MTs maupun SMA/SMK dari 3 kecamatan, Buayan, Ayah dan Rowokele.

“Aksi ini sebagai upaya menjaga kelestarian Karst dan murni sebagai gerakan sosial demi terjaganya warisan bumi untuk generasi penerus bangsa Indonesia”, demikian di jelaskan Tulus Wijayanto, salah seorang simpatisan Perpag dari kalangan akademisi, Jum'at (25/11) kepada media ini.

Gelar aksi tanam pohon ini secara simbolis akan dimulai dari titik awal di Dusun Jeblosan Desa Sikayu (Buayan). Tak tanggung-tanggung, populasi bibit yang akan ditanam berkisar antara 27.000 – 33.000 batang untuk luasan lahan sekitar 32 Ha. Areal ini diidentifikasi sebagai bagian dari Kawasan Bentang Alam Karst Gombong Selatan, yang pernah ditetapkan sebagai kawasan lindung Eco-Karst.

Areal tanam meliputi 4 desa yakni Banyumudal, Nogoraji, Sikayu dan Kalisari. Dukungan terhadap aksi tanam pohon ini mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Kantor Lingkungan Hidup. Demikian pula sumbangan bibit pohon terhimpun dari sokongan KLH Kebumen, UPN Yogyakarta, UnSoed Purwokerto. Juga lembaga lain seperti Walhi Jateng, JKPM Semarang, Kadang Tani Alas Karanganyar (Kebumen) dan Perkumpulan Warga Perantau asal Gombong di Jakarta.

Gerakan Penghijauan Kawasan Karst

Elemen pemuda Perpag yang juga terlibat menyiapkan aksi ini, juga tengah gencar membangun inisiatif pengembangan desa wisata yang fokus mengangkat potensi gua alam sebagai obyek wisata baru. Menurut Agus Cah, dalam setengah tahun rintisan ini mulai menampakkan hasil signifikan.

“Upaya ini penting untuk meredam migrasi pemuda ke kota”, kata Agus. Selain Gua Banteng dan Gua Cocor yang telah lebih dahulu eksis, kini dikembangkan pula potensi Gua Paes di dukuh Jeblosan.

Adi Budiawan aktivis pemuda Perpag lainnya menuturkan ihwal gerakan tanam pohon ini murni merupakan kegiatan sosial demi terjaganya kelestarian alam. Selain itu juga untuk menanggulangi berkurangnya debit air di dalam perut bumi pegunungan karst. Secara sukarela masyarakat didorong melakukan penanaman pohon di areal karst.

“Ini merupakan bukti kesadaran akan pentingnya dalam melestarikan alam”, tutur Adi.
Karst Gombong Selatan adalah sumber kehidupan bagi masyarakat sekitar Buayan, Rowokele, Ayah, Gombong, Puring, Kuwarasan dan sekitarnya. Jadi, cakupannya tidak melulu kepentingan satu dua desa saja, melainkan mencakup setidaknya 6 kecamatan.

Tidak hanya manusianya saja bahkan hewan dan tumbuhan juga sangat memerlukan fungsi alam kawasan karst ini. Itu sebabnya pemuda juga ikut bergabung ke dalam Perpag. Sebagai organisasi pelestari alam Perpag membangun komitmen untuk menjaga dan melestarikan kawasan karst Gombong Selatan ini.

“Aksi Tanam Pohon ini nantinya berkelanjutan jadi Gerakan Penghijauan Peduli Karst Gombong selatan", jelas Adi.

Perpag juga mengundang pejabat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Gubernur Jawa Tengah, Bupati Kebumen, Ketua DPRD Kebumen beserta jajarannya. Para pemerhati lingkungan, aktivis pecinta alam dan berbagai elemen masyarakat lainnya... [tls]

Dumadi deso kang endah (terjadinya desa yang indah)
Gunung gunung katon asri (gunung-gunung terlihat asri)
Katon ijo yen sinawang (kelihatan hijau bila dipandang)
Wargo kudu nguri uri (warga harus melestarikan)
Supoyo biso lestari (supaya bisa lestari)
Anjalari uripe makmur (menjadikan hidup makmur)
Kaleksanan kang sinedyo (tercapai apa yang diinginkan)
Amargo banyu kang mili (karna air yang mengalir)
Lamong rusak wong bakal rekoso (kalau rusak rakyat bakal susah)


Kamis, 24 November 2016

27.000 Pohon Siap Ditanam di Kawasan Karst Gombong Selatan

24 November 2016 11:09 WIB 

AIR BERSIH: Warga Desa Sikayu, Kecamatan Buayan, Kebumen memanfaatkan air bersih limpahan dari mata air dari dalam gua untuk mencuci, mandi dan kebutuhan sehari-hari. (Foto: suaramerdeka.com/Supriyanto)

KEBUMEN, suaramerdeka.com – Meskipun Amdal PT Semen Gombong sudah dinyatakan tidak layak, tetapi ancaman terhadap ekosistem Karst Gombong Selatan belum juga berakhir. Pasalnya, secara hukum kawasan tersebut hingga saat ini belum juga dinyatakan sebagai kawasan lindung. Sehingga sewaktu-waktu, nantinya dapat dipastikan akan ada pengajuan amdal-amdal baru yang ingin mengekploitasi seluruh Kawasan Karst Gombong Selatan yang menjadi kawasan budidaya tersebut.

Untuk itu, Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag) mengadakan kegiatan “Gerakan Penghijauan Peduli Karst Gombong Selatan” dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia, Minggu (27/11). Sebanyak 27.000 bibit pohon bakal ditanam dalam kegiatan yang secara simbolis digelar di Desa Sikayu, Kecamatan Buayan itu.

Adapun kepedulian itu dilakukan secara swadaya oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Karst Gombong Selatan dan didukung oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, serta melibatkan para pemerhati lingkungan dari Indonesian Speleological Society.

“Tujuannya untuk meningkatkan atau memperbaiki kembali fungsi hidrologi sumber daya alam ekosistem karst khususnya fungsi mata air berikut habitat flora dan fauna yang ada didalamnya,” ujar Adi Budiawan dari Perpag Kebumen dalam siaran pers yang diterima Suara Merdeka, Kamis (24/11).

Menurut Adi Budiawan, selama 20 tahun lebih sebagian besar kawasan karst yang menjadi kawasan budidaya memang dibiarkan gundul, dan sama sekali tidak ada upaya-upaya penghijauan dari pihak manapun semenjak lahan tersebut dinyatakan pemilikannya oleh PT Semen Gombong, sehingga penurunan nilai ekologi dan estetika di atas lahan yang terlantar tersebut tidak dapat terelakkan. Padahal mata air-mata air yang dimanfaatkan oleh masyarakat itu berasal dari sungai-sungai bawah tanah yang berada di kawasan tersebut.

Maka demi terjaganya kelestarian alam serta menanggulagi berkurangnya debit mata air pegunungan karst, masyarakat desa Sikayu, Nogoraji, Banyumudal, Redisari, Kalisari yang tinggal di sekitar kawasan karst tersebut menunjukan kesadaran sosialnya untuk melestarikan alam. Bagaimanapun air adalah sumber kehidupan bagi manusia dan makluk hidup lainnya.

“Kegiatan ini hanya untuk pelestarian lingkungan, dan para warga sepakat untuk tidak mempermasalahkan hak kepemilikan pohon-pohon yang akan ditanam nantinya, karena kegiatan ini adalah murni gerakan sosial demi terjaganya warisan bumi anak cucu bangsa Indonesia” tandasnya.
Ekosistem Karst

Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Gombong Selatan merupakan wilayah fosil prasejarah yang prosesnya berlangsung sejak puluhan ribu tahun silam yang membentuk suatu ekosistem karst. Di dalam ekosistem karst juga terdapat mahluk hidup dan satwa liar kelelawar, walet, burung hantu, landak, dan kera. Wilayahnya terdiri dari ratusan gua-gua aktif yang membentuk suatu jaringan terhubung secara hidrologis dalam aliran sungai bawah tanah yang saling terhubung.

“Beberapa ilmuwan dan pakar ahli karstologi sebelumnya pernah mengatakan jika di wilayah tersebut mengalami kemarau panjang hingga 60 tahun sekalipun masyarakatnya yang hidup di sekitarnya tidak akan kekurangan air,” katanya.

Kawasan Karst Gombong Selatan pernah ditetapkan sebagai kawasan eco-karst yang artinya secara hukum kawasan tersebut terbebas dari usaha penambangan sebagaimana dicanangkan di Wonosari Yogyakarta 6 Desember 2004. Luasannya tercatat di Kementrian ESDM sesuai Kepmen No 1659/40/MEM/2004 yaitu mencapai 48,94 km2.

“Namun atas usulan bupati Kebumen, tahun 2013 di Kawasan Karst Gombong Selatan telah terjadi pengurangan yang luasnya mencapai + 8,05km2. Dengan dijadikannya sebagai kawasan budidaya berarti kawasan tersebut diperbolehkan untuk ditambang,” imbuhnya.

Padahal faktanya di kawasan budidaya tersebut masih banyak terdapat gua-gua, mata air, dan ponor merupakan suatu fitur karst permukaan dimana air dapat masuk ke dalam sistem jaringan air bawah tanah.

Salah satu gua aktif berair adalah gua pucung, mata air dari gua ini adalah pusat mata air yang dimanfaatkan untuk kebutukan pertanian, perikanan, dan rumah tangga oleh warga Desa Sikayu, Banyumudal Kecamatan Buayan dan Desa Kalisari Kecamatan Rowokele.
(Supriyanto/CN19/SMNetwork)
 
http://berita.suaramerdeka.com/27-000-pohon-siap-ditanam-di-kawasan-karst-gombong-selatan/

Sabtu, 19 November 2016

Pembangunan Pabrik Semen Grobogan Bakal Dimulai Akhir Bulan Ini

Reporter:  Dani Agus
19:00:09  /  19 November 2016

Inilah lahan di Desa Sugihmanik, Kecamatan Tanggungharjo yang rencananya akan didirikan pabrik milik PT Semen Grobogan. (MuriaNewsCom/Dani Agus)

MuriaNewsCom,Grobogan – Upaya PT Semen Grobogan (SG) untuk mendirikan sebuah pabrik di Desa Sugihmanik, Kecamatan Tangggungharjo terus dipersiapkan. Jika tidak ada kendala, proses peletakan batu pertama pembangunan pabrik bakal dilakukan akhir bulan November ini.

“Persiapan peletakan batu pertama pembangunan pabrik sudah memasuki tahap akhir. Mudah-mudahan, akhir bulan ini sudah kita mulai. Untuk waktu pastinya nanti akan kita kabari lebih lanjut. Yang pasti, tahun ini, pendirian pabrik harus kita lakukan,” kata General Manajer PT Semen Grobogan Toni Santoso.

Menurut Toni, saat ini, pihaknya masih melakukan koordinasi dengan sejumlah instansi terkait. Rencananya, pihaknya akan menghadirkan Gubernur Jawa Tengah untuk peletakan batu pertama nanti.

Dari informasi yang didapat, rencana pendirian pabrik SG itu sudah dimulai cukup lama. Yakni, diawali dengan serangkaian penelitian lapangan di kawasan tersebut sejak tahun 1992 lalu.

Setelah itu dilanjutkan, dengan proses pembelian lahan warga dan pengurusan perizinan yang butuh waktu selama beberapa tahun. Meski akhirnya bisa mengantongi izin, namun realisasi pembangunan pabrik belum kunjung dilaksanakan.
Pabrik semen tersebut memiliki beberapa blok penambangan batu gamping Maskumambang seluas 41.36 hektare, Blok Watudukun dengan luas 199.30 hektare, dan Blok Candrageni seluas 650 hektare. Sedangkan lokasi yang digunakan untuk pabrik luasnya sekitar 54 hektare.

“Kami terpaksa menunda pembangunan pabrik karena terhantam krisis moneter tahun 1997 lalu. Kalau tidak ada krisis barangkali pabrik semen sudah berdiri dan beroperasi. Karena tertunda cukup lama, kami akhirnya harus mengurus proses perizinan lagi dan baru clear tahun ini,” sambung Toni.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Grobogan HM Nurwibowo meminta agar pihak SG serius dalam mendirikan pabrik tersebut. Sebab, masyarakat sekitar sudah meminta kepastian dari manajemen pabrik. Sebab, warga sudah menunggu puluhan tahun sejak tanahnya dibeli untuk dieksplorasi maupun dijadikan lokasi pabrik.

“Rencana pendirian pabrik semen ini sudah dimulai sekitar 25 tahun lalu. Kami berharap PT SG benar-benar merealisasikan pendirian pabrik ini. Kalau pabrik ini jadi berdiri, maka ribuan warga sekitar bisa terserap jadi tenaga kerjanya,” kata wakil rakyat yang kebetulan tinggalnya di desa yang akan didirikan lokasi pabrik semen itu.

Dia mengingatkan, agar pembangunan pabrik tidak boleh melebihi tahun ini. Hal ini disebabkan adanya klausul dalam izin terkait lingkungan yang dikeluarkan Bupati Grobogan untuk penambangan bahan batu semen di wilayah Kecamatan Karangrayung.

“Dalam klausul disebutkan kalau pembangunan pabrik harus dilakukan tahun ini. Makanya, kalau sampai tahun ini tidak dibangun maka izin yang dikeluarkan batal demi hukum. Jadi, hal ini harap diperhatikan,” tegasnya.

Editor : Kholistiono
 
http://www.murianews.com/2016/11/19/101194/pembangunan-pabrik-semen-grobogan-bakal-dimulai-akhir-bulan-ini.html

Senin, 14 November 2016

Kawal Kendeng Kawal Keadilan Indonesia

Siaran Pers :
JMPPK Rembang, 
14 November 2016

Tembang Pangkur

Binarung getering alam
Nguwuh Sora bareng luhe pro tani
Rino wengi ngantu-ngantu
Adil jejegke Negoro
Lumantar Mahkamah Agung Puniku
Pranoto Soyo Tinoto
Nyuwun ADIL LAN LESTARI

 

Dengan sudah di kirimnya salinan putusan no. 99PK/TUN/2016 Pada 1 November 2016 ke PTUN Semarang, dan dengan dikabulkan putusan no.103/K/TUN/2010 kasasi warga Kasus pabrik semen Gresik Maka kami warga pegunungan Kendeng mengucapkan banyak terima kasih kepada MA yg memutuskan dengan seadil-adilnya perkara yang dihadapi masyarakat dimana di tengah keterpurukan hukum masih ada nurani para Hakim yang memutuskan dengan tegas sesuai fakta lapangan yang sebenarnya. Kasus penolakkan ekspansi PT. Semen Indonesia di Rembang menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, tanpa terkecuali rakyat Indonesia.

Bagi pemerintah, baik pusat maupun daerah, terutama pemda (di era otonomi daerah) untuk tidak semena-mena mengeluarkan izin lingkungan tanpa melihat daya dukung dan daya tampung wilayah. Daerah yang seharusnya menjadi lahan produktif pertanian, biarlah tetap seperti itu. Jangan pernah tergiur keuntungan investasi sesaat tetapi membawa dampak buruk ekologis yang panjang. Kebijakkan pembangunan yang diambil hendaknya tetap memperhatikan keseimbangan ekosistem.

Bagi investor, hendaknya selalu mematuhi berbagai tahapan yang ada sebelum memulai suatu usaha. Mematuhi dalam arti setiap tahap hendaknya ditempuh dengan cara yang BAIK dan BENAR sesuai koridor hukum yang ada. Jika tidak, sudah bisa dipastikan akan menghadapi masalah hukum dan itu berdampak pada kerugian yang besar. Keluarnya putusan Peninjauan Kembali dari Mahkamah Agung yang membatalkan izin lingkungan PT. Semen Indonesia di Rembang adalah bukti nyata tidak ditempuhnya tahapan yang baik dan benar.

Bagi rakyat/masyarakat yang ruang hidupnya terancam sebagai akibat dari investasi, tidak boleh menyerah untuk terus memperjuangkannya. Selama apa yang kita perjuangkan benar, berguna bagi kebaikkan bersama, untuk Indonesia lebih baik, di masa ini dan yang akan datang, kita WAJIB untuk terus berupaya dengan cara-cara yang baik dan benar baik secara budaya, sosial maupun hukum.

Selama ini rakyat selalu PATUH TERHADAP HUKUM. Sebagai masyarakat tani yang ruang hidupnya terancam, kami (JMPPK) selalu mengupayakan cara-cara yang bermartabat dalam berjuang. Mulai dari budaya rembugan, mediasi dengan berbagai instansi pemerintah yang terkait, hingga gugatan lewat jalur hukum telah kami tempuh dengan cara yang baik dan benar. 
Ditolaknya gugatan kami di PTUN Semarang dan berlanjut dengan dikuatkannya putusan PTUN Semarang di PTTUN Surabaya, dan akhirnya sampai pada tahap Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung, kami hendak menunjukkan kepada negara bahwa rakyat patuh hukum. 
Oleh sudah menjadi kewajiban negara untuk juga PATUH HUKUM. Putusan MA yang membatalkan izin lingkungan PT. Semen Indonesia di Rembang HARUS SEGERA ditindaklanjuti oleh Pemkab Rembang dan Pemda Propinsi Jawa Tengah untuk MENGHENTIKAN semua perizinan yang dikeluarkan kepada PT. Semen Indonesia di Rembang.


KEADILAN juga PERLU DITEGAKKAN bagi masyarakat Pati yang sedang berjuang pada proses KASASI di Mahkamah Agung. Perjuangan masyarakat Pati yang begitu luar biasa, dari Jilid Pertama dimana warga melawan PT Semen Gresik. Pada awalnya warga Pati menang di PTUN Semarang , kemudian kalah di PTTUN Surabaya, dan berujung pada kemenangan kasasi di Mahkamah Agung yang mana pengajuan kasasi oleh Semen Gresik DITOLAK oleh Mahkamah Agung. Kini, masyarakat Pati kembali berjuang menegakkan keadilan dan mejaga kelestarian lingkungan hidup melawanPT.SMS anak perusahaan dari Indocement. Perjuangan jilid II ini diawali kemenangan warga di PTUN Semarang, kemudian mengalami kekalahan di PTTUN Surabaya, dan hingga detik ini masih berjuang dalam proses kasasi di Mahkamah Agung.

Perjuangan masyarakat Pati sama dengan perjuangan masyarakat Rembang, yaitu sama-sama memperjuangan KEADILAN, KEBENARAN, DAN KEBERLANJUTAN EKOSISTEM di tanah leluhur kami yang tercinta. KEMENANGAN kami masyarakat Rembang akan kami tularkan melalui semangat perjuangan persaudaraan, satu bangsa, bangsa Indonesia yang masih memliki hati nurani menjaga integritas dan supremasi hukum. Suara rakyat adalah Suara Tuhan di Republik Indonesia tercinta ini. Suara kami membawa spirit KEBENARAN DAN KEADILAN bukan untuk membawa ego kemenangan. 

Pegunungan Kendeng yang mencakup kabupaten Rembang dan Pati , sudah menjadi tanah garapan kami sebagai masyarakat tani, menjadi lumbung KESEJAHTERAAN kami secara turun temurun, sehingga kami menjunjung tinggi nilai keberlanjutan ekosistem di Pegunungan Kendeng.

Jangan biarkan kepercayaan kami terhadap pemerintahan ini pudar hanya karena urusan investasi yang tidak benar , tidak berkesinambungan, dan tidak memihak pada kesejahteraan masyarakat tani Rembang dan Pati. Karena harapan kami besar kepada pemerintah untuk mengawal setiap kepentingan rakyat yang nyata di lapangan. Kami percaya, pemerintah yang sudah dipilih oleh rakyat akan memihak kepada KEBENARAN DAN KEADILAN.


Semoga TUHAN selalu mengarahkan pandangan-NYA dan ridho-Nya kepada bangsa Indonesia yang selalu mau menjunjung tinggi KEADILAN DAN KEBENARAN bagi rakyatnya.

Kontak : Gunretno [081391285242]
Joko Prianto [082314203339]

Minggu, 13 November 2016

Batu Belimbing Toboali

Oleh: Awan Kurniawan 

Batu unik ini terbentuk dari batuan beku granit yang mengalami pelapukan stadia tingkat lanjut. Penumpukan timah pada kisi batu mengalami pengikisan karena curah hujan yang terjadi ratusan tahun ini akhirnya membentuk pola lubang yang unik " batu belimbing" warga menyebutnya. Yah pola yg terbentuk mirip pola pada buah belimbing.

Batuan ini sangat unik, columnar joint (rekahan tegak) biasanya berbentuk rekahan kecil dan berpunden. Tapi di sini rekahan ini masih berbentuk batuan utuh. Karena adanya Endogen tubuh batuan beku yang tadinya ada di perut bumi ini terangkat ke permukaan bumi dan mengalami pelapukan akibat tetes hujan hingga mengalami bentuk seperti ini.

Terletak di kampung Lalang, Toboali, Bangka Selatan. Dengan jarak tempuh hanya 10 menit gunakan mobil dari Toboali. Di bawah batuan ini anda akan temukan pantai batu perahu yang tidak kalah eloknya. 
Bayangkn batuan granit yang sama tapi berbentuk perahu di tepi pantai dengan pasir putih yang bersih.

Keindahan macam ini, konon di dunia hanya ada 6 tempat, di Toboali, pantai Romodong ( Belinyu), Pantai Anambas ( Riau), Ayer Rock ( Australia) dan Sin zhuan ( Tiongkok) saya beruntung sudah saksikan dua diantaranya. Anda kapan?