Perpag Aksi Tanam Pohon

Menghijaukan kembali kawasan karst Gombong selatan, tengah diritis menjadi tradisi aksi berkelanjutan yang dimulai dari Desa Sikayu Buayan [Foto: Div.Media-Perpag]

Bentang Karst Kendeng Utara di Pati

Perbukitan Karst selalu identik dengan sumber-sumber air yang bukan hanya menjadi andalan kebutuhan domestik harian, melainkan juga kebutuhan utama sektor pertanian, perikanan dan kebutuhan agraris lainnya

KOSTAJASA

Koperasi Taman Wijaya Rasa membangun komitmen Bersama Hutan Rakyat - Kostajasa; berslogan "Tebang Satu Tanam Lima" [Foto: Div.Media-Perpag]

Ibu Bumi Dilarani

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UKPWR

Warga UKPWR (Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso, Roban) tengah melakukan aksi penolakan PLTU Batubara Batang. Aksi dilakukan di perairan Roban (9/1) yang sekaligus merupakan perairan tempat para nelayan setempat mencari ikan [Foto: Uli]

Rabu, 17 Agustus 2016

Peringati Hari Kemerdekaan di Sumber Mata Air; Peserta Pondok Mahasiswa VI Bersama Nawakalam Deklarasikan “Pancatirta”

Peserta Pondok Mahasiswa dan Pemuda VI, bersama Organisasi  Pemuda, Desa Bulu Kerto, kota Batu , Jawa Timur; Nawakalam, memperingati hari kemerdekaan Nasional ke 71 di sumber mata Air Umbul Gemulo, salah satu sumber Air terbesar di kota Batu.

17 Agustus 2016, sejumlah Mahasiswa dan Pemuda dari Pondok Mahasiswa dan Pemuda beserta Organisasi Pemuda Nawakalam mengadakan upacara bendera yang tidak seperti biasanya, Upacara ini dilaksanakan di sumber mata Air Umbul Gemulo kota Batu Jawa Timur. 
Upacara ini dilakukan untuk memperingati hari kemerdekaan Indonesia yang ke-71 dan juga upacara ini bertujuan untuk membentuk Pemuda yang sadar akan pentingnya menjaga dan melestarikan mata Air. Selain berupacara mereka juga melakukan Napaktilas mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah di Desa Bulukerto ini.


Sejak pukul 08.00 pagi sudah terlihat banyak peserta yang berkumpul Di Balai Warga03 Dusun Cangar, Desa Bulukerto Kota Batu. Sebelum upacara dilakukan, seluruh peserta mengunjungi Makam salah satu Pahlawan Kemerdekaan di Makam dusun cangar desa Bulukerto. Setelah itu seluruh peserta bersiap melakukan Napak Tilas. Dimulai dari titik kumpul awal balai warga 03 Dusun Cangar desa Bulukerto. Seluruh peserta berkumpul membentuk barisan untuk mengheningkan Cipta sambil menyanyikan lagu Darah juang, juga di iringi dengan penjelasan Aris Nawakalam, bahwa dari balai warga itulah perjuangan pertama melawan industri yang ingin memprivatisasi  air dimulai pada tahun 2008 dan terus berlanjut sampai sekarang. 
Setelah itu peserta  memulai napak tilas, peserta mulai berjalan menuju titik selanjutnya sambil menyanyikan lagu-lagu Perjuangan Nasional,  pada barisan paling depan peserta juga membawa boneka, alat music, dan mengibar-ngibarkan bendera merah putih. Peserta terus berjalan hingga tiba di titik selanjutnya yaitu kantor kepala desa bulukerto, “Kita berkunjung ke kantor desa ini, karena di sinilah kepala desa dulu bersepakat dengan investor dan ini merupakan bukti bahwa pemerintah tidak berpihak kepada rakyatnya…” Tegas  Aris sebagai bagian dari penggerak masyarakat dalam menolak privatisasi air di kampungnya tersebut, laki-laki yang usianya kira-kira 30 tahun inikemudian memimpin hening cipta di titik ini. Peserta yang jumlahnya sekitar 50 orang inipun melanjutkan Napaktilas dan menuju tujuan utama yang kira-kira jaraknya 3-5 km dari titik awal guna melangsungkan upacara bendera di sumber mata air.

IMG_20160817_102316
OrasiPolitik Kepala Sekolah PONDOK MAHASISWA dan PEMUDA VI Muhammah Yusuf Ramadhan

Setibanya di titik utama yaitu Sumber Mata Air Umbul Gemulo, perangkat upacara mengambil perannya masing-masing, Vivin (salah satu Peserta Pondok Mahasiswa) sebagai protocol kemudian mempersilahkan peserta untuk memasuki kolam mata air yang dalamnya sepinggang orang dewasa, bendera yang diikatkan ke tiang bambu yang kira-kira panjangnya 5 meter kemudian di tegakkan sebagai tanda dimulainya upacara, protocol kemudian membacakan rangkain acara, yang pertama peserta dihimbau untuk bernyanyi lagu Indonesia Raya, pesertapun bernyanyi dan hormat kepada bendera tanpa ada komando, kemudian setelah itu peserta melanjutkan dengan menyanyikan lagu Darah Juang. 
Seperti upacara kemerdekaan pada umumnya, naskah Proklamasi dan Pembukaan UUD 1945 dibacakan. Setelah itu protocol mempersilakan Yusuf sebagai kepala Sekolah Pondok Mahasiswa dan Pemuda VI untuk menyampaikan orasi politiknya, “kita tidak memandang apa warna kulitnya, agamanya, suku maupun bangsanya untuk bersama berjuang melindungi dan mempertahankan tanah air kita..” begitu tegas kader organisasi FMK—Federasi Mahasiswa Kerakyatan ini. 
Aris juga menyampaikan orasi politiknya pada kali ini, beliau berpendapat bahwa rakyat belum dilibatkan dalam pembangunan bangsa ini, “ada tiga unsur yang utama yang dinilai dari bangsa ini yaitu Negara, pemerintah, beserta rakyatnya. Namun hari ini rakyat tidak mendapat tempat pada bangsa ini”.

IMG_20160817_102625.jpg
Orasi Politik Ketua NAWAKALAM Aris Kentung


Selain dilaksanakan dalam kolam sumber mata air, yang juga berbeda pada upacara ini adalah pembacaan Pancatirta oleh kawan-kawan dari berbagai suku bangsa di Indonesia berdasarkan bahasanya masing-masing diantaranya Madura, Bugis Makassar, Sunda, Jawa, dan Ambon. Pancatirta merupakan teks yang isinya pernyataan sikap dalam bagaimana melindungi air sebagai sumber kehidupan untuk kepentingan rakyat, isinya terjabarkan atas 5 poin diantaranya:
  1. KAMI GENERASI PENERUS BANGSA, MENYATAKAN AKAN MENJADI BARISAN TERDEPAN UNTUK MEREBUT HAK RAKYAT ATAS AIR
  2. KAMI GENERASI PENERUS BANGSA, BERJANJI AKAN SEPENUH HATI MELINDUNGI SUMBER MATA AIR DI BUMI PERTIWI
  3. KAMI GENERASI PENERUS BANGSA, BERANI BERKORBAN MELAWAN SEGALA BENTUK PERUSAKAN SUMBER MATA AIR
  4. KAMI GENERASI PENERUS BANGSA, AKAN MENGAJAK SELURUH LAPISAN MASYARAKAT UNTUK MEMBELA SUMBER MATA AIR
  5. KAMI GENERASI PENERUS BANGSA, AKAN BERJUANGN BERJUANG DEMI KELESTARIAN SUMBER MATA AIR UNTUK GENERASI BERIKUTNYA.
IMG_20160817_102952.jpg
Lima Mahasiswa Pembaca Naskah PANCATIRTA

Pembacaan doa menutup seluruh rangkaiain upacara ini, barisan upacarapun bubar dengan tertib seluruh peserta yang tadinya kelihatan serius berubah seketika mereka kini terlihat ceria dan saling bercanda riang dalam air yang sangat jernih dan dingin itu, sebagian dari mereka ada juga yang meminum air langsung dari corong keluarnya mata air menunjukkan kemurnian dan kebersihan air di sumber air tersebut.
(EWA)

https://mahasiswakerakyatan.wordpress.com/2016/08/17/peringati-hari-kemerdekaan-di-sumber-mata-air-peserta-pondok-mahasiswa-vi-bersama-nawakalam-deklarasikan-pancatirta/

Minggu, 07 Agustus 2016

Press-Release JM-PPK: Suara Rakyat Kendeng

Rilis
Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK )


Jakarta, 3 Agustus 2016


"Suara Rakyat Kendeng di Dengar Presiden Jokowi"




Pak Jokowi pepunden kulo
Maturnuwun kulo ndiko ayomi
Pro tani kang setyo tuhu
Nandur lan ngopeni taneman
Kanggo kecukupan anak putu
Tumurune keadilan
Satuhu kulo ugemi

Sore di hari ketujuh, 1 Agustus 2016, “TENDA PERJUANGAN PETANI PEG. KENDENG” yang kami dirikan di depan Istana Merdeka, sebagai upaya kami dapat bertemu dengan pemimpin tertinggi bangsa Indonesia, Presiden Joko Widodo, akhirnya dijawab dengan berita pemanggilan kami menuju Kepala Staf Kepresidenan (KSP).

Dalam pertemuan dengan Kepala KSP, Bapak Teten Masduki, dijelaskan bahwa Bapak Presiden pada tanggal 2 Agustus 2016 bersedia meluangkan waktunya untuk bertemu dengan kami, rakyat dan warga negara yang begitu mencintai negeri ini, rakyat yang masih menaruh harapan besar bahwa Pak Jokowi pasti masih bersama kaum PETANI, yang saat ini sedang berjuang mempertahankan ruang hidupnya di Kendeng dan banyak tempat negeri ini.


Setelah melalui perjuangan yang berat dan penantian yang panjang, akhirnya harapan kami dikabulkan. Tangis haru dan kegembiraan kami rasakan. Ribuan ucapan syukur kami panjatkan kepada Sang Khalik, yang telah menguatkan dan menyertai selalu perjuangan kami.


SATU HARAPAN BESAR juga muncul dalam benak kami, SEMOGA PERTEMUAN KAMI DENGAN PAK JOKOWI ADALAH JAWABAN PASTI UNTUK DIHENTIKANNYA PEMBANGUNAN PABRIK SEMEN DAN PENAMBANGAN BATU KAPUR DI PEGUNUNGAN KENDENG. Tidak ada kata yang TIDAK MUNGKIN, selama kita yakin selalu berusaha berjuang di JALAN TUHAN dan untuk kepentingan ANAK CUCU kita yang akan datang, bukan hanya kepentingan kita sekarang.


Itulah sepenggal kalimat yang selalu menguatkan kami. Di tengah banyak tudingan miring yang dialamatkan kepada kami para petani Kendeng. Namun, kami tetap yakin dan percaya bahwa KEBENARAN pasti menang. 'Becik Ketitik, Olo Ketoro" (Yang baik akan tetap kelihatan baik, yg jelek pada akhirnya akan kelihatan juga).


Kami meyakini bahwa selama ini Pak Jokowi belum “mengetahui dan mendengar” fakta lapangan yang sebenar-benarnya. Oleh karena itu kami berusaha dengan sekuat tenaga untuk dapat bertemu langsung ke Beliau, menceritakan berbagai pelanggaran dan pengabaian syarat-syarat wajib bagi sebuah program pembangunan yang dibuat secara sistematis demi mulusnya pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng.


Kami meyakini bahwa pegunungan Kendeng seharusnya dilindungi kelestariannya, bukan semata-mata karena telah menghidupi pertanian dan seluruh makhluk yang ada di dalamnya, tetapi lebih dari itu Pegunungan Kendeng adalah pegunungan purba dimana berbagai kekayaan situs bersejarah masih tersimpan di dalamnya, selain fungsinya sebagai penjaga keseimbangan ekosistem yang sangat vital, yakni kawasan bentang alam KARST dan Cekungan Air Tanah (CAT) . Sehingga melestarikan dan menjaga ekosistem pegunungan Kendeng akan dapat mencegah ancaman bencana ekologis.


Dalam segala rasa syukur yg mendalam dan masih adanya harapan kepada Pak Jokowi yg masih bersedia mendengarkan suara kami, kami berdoa semoga pertemuan kemarin dapat menjadi tonggak penting bagi perjuangan kami dan juga para kaum petani bahwa masih ada keadilan di negeri ini.


Berikut kami ingin membagikan butir-butir keputusan yang diambil oleh Bapak Presiden Joko Widodo setelah mendengarkan dengan seksama pemaparan kami para petani Kendeng yang didampingi Bapak Dr.Soeryo Adiwibowo (Institute Pertanian Bogor):


1. Perlu segera dibuat analisa daya dukung dan daya tampung Pegunungan Kendeng melalui KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis);


2. Pelaksanaan KLHS akan dikoordinir oleh Kantor Staf Kepresidenan (KSP) mengingat masalah di kendeng bersifat lintas kementerian dan lintas daerah (meliputi 5 Kabupten, 1 Provinsi);


3. Dalam pelaksanaan KLHS nanti Kementrian LHK sebagai Ketua Panitia Pengarah; 


4. Selama proses KLHS yang akan dilakukan selama 1 tahun, semua ijin dihentikan; 


5. Pemerintah menjamin proses dialog/rembugan multi pihak
yang sehat selama proses KLHS berlangsung.


Bapak Presiden merasa penting mendorong sebuah Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS) sebab akan dapat memfasilitasi terintegrasinya isu-isu lingkungan hidup dan prinsip-prinsip keberlanjutan ekologis.
Dengan seluruh keputusan yg telah diambil kemarin, maka kami sebagai rakyat yang masih terus berjuang utk penyelamatan ruang hidup untuk anak cucu, kami akan tetap menghargai PROSES yg nanti akan terjadi.


Kami tahu, bahwa dalam keputusan di atas tidak serta merta Presiden membatalkan izin pertambangan dan menghentikan pembangunan pabrik semen saat ini juga, namun dengan adanya KLHS di Pegunungan Kendeng nanti, kami yakin seyakin-yakinnya bahwa Pegunungan Kendeng tidak boleh dirusak dan dibongkar hanya demi pembangunan pabrik semen atau industri ekstraktif lainnya.
Sebagaimana pesan leluhur kami, pegunungan Kendeng harus tetap lestari demi kehidupan warganya, demi lestarinya pertaniannnya, demi menjaga keseimbangan lingkungannya, demi menjaga lumbung pangan nasional, demi terhindarnya bencana ekologis dan demi menjaga Indonesia yang lebih baik.


Karena itu, kami mengajak semua pihak, mari bersama-aama kita dukung dan kawal proses KLHS nanti, agar apa yg telah disepakati bersama Bapak Presiden Joko Widodo dapat dilaksanakan.


Lebih dari itu, kami juga tetap memohon dukungan dari semua pihak untuk terus berjuang bersama kami untuk terus menyuarakan tujuan kita bersama untuk tetap menjaga LESTARINYA PEGUNUNGAN KENDENG, khususnya dan menjaga kelestarian alam nusantara untuk keselamatan bangsa Indonesia.


Semua hasil perjuangan yg kami capai sekarang ini adalah kerja dan dukungan banyak pihak... karena itu tak lupa kami menghaturkan banyak terima kasih kepada semua sedulur tani yang ada di desa, yang selalu mendukung perjuangan ini dengan pengorbanan yang tidak sedikit, doa-doa dulur2 diijabahi Gusti Allah, terima kasih juga pada semua sedulur jaringan di daerah maupun di jakarta dan sekitarnya yang telah menemani kami selama aksi pendirian tenda perjuangan di depan Istana Negara.


Terima kasih juga untuk POLRI khususnya Polda Metro Jaya yang telah dengan setia “mengamankan kami” selama aksi, terima kasih pula kepada semua media baik cetak maupun elektronik yang telah meliput dan memberitakan semua upaya kami untuk memperjuangkan hak hidup kami dan kelestarian Pegunungan Kendeng. Beritakanlah dan suarakan nurani kami seluas-luasnya, sehingga kita bisa mampu menggugah banyak anak negeri untuk makin peduli pada kondsi bangsanya dan mencintai rakyat dan alamnya. Sehingga mau bersama-sama kami berjuang memulihkan dan membangun negeri ini menjadi lebih baik lagi untuk anak cucu nanti.


Dengan segala hormat kami, terimakasih sedalam-dalamnya kami haturkan kepada Bapak Presiden Joko Widodo, yang sudah dengan rendah hati menerima dan mendengarkan semua suara nurani dan penderitaan kami. Besar harapan kami semoga Bapak Presiden tetap berkenan mendengarkan suara kami, rakyat kecil dan kaum petani, sebab merekalah mayoritas rakyat negeri ini yg harusnya dilindungi dan diayomi bapak Presiden sebagaimana amanat konstitusi.
Terima kasih Pak Presiden tetaplah setia pada suara nurani dan berpegang teguh pada konstitusi.


Salam kendeng adil dan lestari!!


JM-PPK

Gunretno: 081391285242
Joko Prianto: 082314203339

Kamis, 04 Agustus 2016

Warga Minta Pendirian Pabrik Semen Gombong Dihentikan Permanen

Kamis, 04 Agus 2016 10:02 WIB
Muhamad Ridlo Susanto

Ilustrasi pembangunan pabrik semen. Foto: Antara

Hal ini menyusul hasil sidang Komisi Amdal Jawa Tengah yang menilai pendirian pabrik semen di Kawasan Karst Gombong Selatan tidak layak.

Kebumen – Persatuan Rakyat Penyelamat Karst Gombong (Perpag) Kebumen, Jawa Tengah meminta Presiden Joko Widodo dan Gubernur Jawa Tengah menghentikan secara permanen pendirian pabrik semen di Gombong Kabupaten Kebumen. Hal ini menyusul hasil sidang Komisi Amdal Jawa Tengah yang menilai pendirian pabrik semen di Kawasan Karst Gombong Selatan tidak layak.

Wakil Ketua Perpag Kebumen, Lapiyo mengatakan, hasil sidang tersebut dapat menjadi dasar Pemda Kebumen untuk menghentikan semua proses pendirian semen PT Semen Gombong. Namun, hingga saat ini, statusnya tidak jelas.

Kata Lapiyo, Pemda Kebumen dan DPRD Kebumen belum bersikap meski pihaknya sudah mendesak berkali-kali. DPRD, kata dia, rencananya akan membuat Pansus tapi saat ini belum ada dananya. 

"Kami ini akan sowan ke Pak Jokowi, ke istana. Jadi sekarang ini kami fokus pada permasalahan pengembalian dan pembenahan Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) ini. Jadi tidak hanya moratorium lagi, itu kan sifatnya hanya pemberhentian sementara. Kalau untuk wilayah kawasan karst Gombong selatan itu ya harusnya tidak ada sepanjang masa tidak penambangan. Karena kawasan Gombong Selatan sudah dinyatakan sebagai kawasan karst kelas satu. Jadi, tidak ada alternatif laain, kecuali kawasan tersebut harus dilindungi sebagai kawasan penghijauan dan penyuplai air," jelas Lapiyo.
Ia menambahkan penolakan masyarakat terhadap pendirian pabrik semakin kuat karena sebagian besar dari mereka sudah mengetahui tidak lolosnya Amdal pabrik semen. 

Menurutnya, penambangan kapur di Pegunungan Karst Gombong mengancam sekitar 32 mata air yang selama ini menjadi sumber kehidupan puluhan ribu warga warga tiga kecamatan, yakni Kecamatan Ayah, Buayan, dan Kecamatan Rowokele. Mata air tersebut juga digunakan untuk mengairi ribuan hektar lahan pertanian. 
Sumber: KBR.ID 

Selasa, 02 Agustus 2016

Jokowi Penuhi Tuntutan Petani Kendeng

Selasa, 2 Agustus 2016 | 17:36 WIB

Ihsanuddin
Presiden Joko Widodo menerima kelompok Kartini Kendeng di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8/2016). Ican Ihsanuddin | 766C8556 | 08992286042 /082186970589 

JAKARTA, KOMPAS.com
- Presiden Joko Widodo memenuhi tuntutan para petani dari Pegunungan Kendeng, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, yang berkali-kali berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, memprotes pembangunan pabrik semen di wilayahnya.
   Jokowi menginstruksikan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk memimpin kajian mengenai dampak pembangunan dan operasi pertambangan pabrik semen di wilayah pegunungan Kendeng tersebut.

"Presiden sudah menyepakati akan dilakukan kajian lingkungan strategis supaya bisa diketahui di kawasan Gunung Kapur itu mana yang bisa dieksploitasi dan tidak," kata Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki usai mendampingi Presiden Joko Widodo menerima petani kendeng di Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/8/2016).

Teten mengatakan, kajian strategis ini akan dikoordinasi Kepala Staf Kepresidenan. Kajian akan melibatkan berbagai instansi mulai dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian ESDM hingga pemerintah daerah setempat.

Teten memperkirakan kajian bisa selesai dalam waktu satu tahun dan hasilnya akan digunakan untuk mengambil keputusan. Sementara kajian dilakukan, pabrik milik PT Semen Indonesia tidak bisa beroperasi.

"Izin eksploitasi tambangnya belum bisa, menunggu dulu diperkirakan setahun selesai," kata Teten.

Perwakilan petani Kendeng, Gunritno, mengaku puas dengan keputusan Jokowi tersebut. Ia berharap kajian bisa dilakukan secepatnya dan pabrik semen disana benar-benar menghentikan operasi pertambangannya untuk sementara waktu.
"Saya harap ini bisa segera dimulai secepatnya," kata dia.

Penulis: Ihsanuddin
Editor : Krisiandi

http://nasional.kompas.com/read/2016/08/02/17360761/jokowi.penuhi.tuntutan.petani.kendeng