KAWASAN Karst Gombong Selatan merupakan perpaduan antara hutan,
pantai dan pegunungan kapur yang menyimpan sejuta keindahan alam yang
menakjubkan. Selain banyaknya gua yang menjadi lokasi berkembangbiak
burung walet dan serwiti, kawasan yang membujur dari Pantai Pasir hingga
Pantai Logending itu juga memiliki keindahan pantai yang luar biasa.
Kawasan yang berbukit bukit dan berada di bibir pantai, hingga
menjadi dinding alam yang melindungi masyarakat di lima desa di
sekitarnya yakni, Desa Pasir, Srati, Karangduwur, Argopeni dan Desa
Ayah, di Kecamatan Ayah dari ganasnya ombak laut selatan. Yang pasti,
keindahan alam pantai hutan Gombong Selatan sulit ditemukan di daerah
lain.
Saat ini, keindahan kawasan itu sudah dengan mudah diakses melalui
media internet. Para pecinta fotografi turut berperan dalam
mempromosikan keindahan alam melalui media sosial seperti Instragram,
Facebook, Path, maupun Twitter. Bahkan komunitas masyarakat mancanegara
sudah ada yang tertarik meneliti kondisi hutan pantai tersebut.
Tidak mudah untuk menyaksikan keindahan itu. Jika ingin menelusuri
sepanjang timur hingga barat butuh waktui selama dua hari dengan
berjalan kaki. Melalui bantuan dari pemandu warga setempat, penelusuran
dapat dimulai dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Desa Pasir Kecamatan
Ayah, yang berada di timur karst.
Dari petak 58 F wilayah Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Sikayu, dapat
disaksikan kawasan yang dikenal sebagai Karang Pengantin dan Gua Wora
Wari di Gunung Si Kethek. Juga bisa disaksikan indahnya Pantai
Karangkuda. Tetapi, untuk dapat menyaksikan sejumlah keindahan itu harus
melalu jalan setapak di atas tebing dan batu-batu karang lautan Hindia
Belanda.
Promosi
Saat memasuki kawasan hutan di balik bukit, di atas Gua Wora Wari
terdapat fosil batu Gong Bonang. Konon saat tertentu batu tersebut akan
mengeluarkan bunyi layaknya gong. Di kawasan hutan yang rimbun dengan
tanaman Accasia Mangium tanaman tahun 2006 juga dihuni sejumlah kera.
Pantai Srati atau yang dikenal sebagai Pantai Pecaron juga tidak kalah
indah. Pantai Pecaron yang terletak di Desa Srati, Kecamatan Ayah,
Kebumen sudah sejak beberapa tahun sepi dari aktivitas nelayan.
Maklum sedikitnya 30 perahu yang dahulu memarkir perahu di pantai
tersebut beralih ke berlabuh di pantai Menganti di Desa Karangduwur.
Setelah ditinggalkan para nelayan lokasi pantai Pecaron kini sepi.
Bangunan yang biasa dipakai untuk Tempat Pelelangan Ikan (TPI) juga
kosong tidak lagi berfungsi.
Namun di sisi lain, karena tidak ada perahu jukung yang diparkirkan,
lokasi tersebut tampak lebih lapang. Dua tebing di sisi kanan dan kiri
juga menambah elok panorama di lokasi tersebut. Kepala Desa Srati
Riyadin mengatakan, saat ini pihaknya tengah gencar mempromosikan objek
wisata Pantai Pecaron dan Bukit Silayur yang tidak jauh dari Pantai
Pecaron.
Dari bukit tersebut, wisatawan bisa menyaksikan sunrise dan sunset
sekaligus. Saat ini, pihaknya sedang melakukan perbaikan fasilitas
berupa pelebaran jalan menuju ke arah Bukit Silayur. Saat liburan
Lebaran, pihaknya menggelar event untuk menarik wisatawan dengan
menggelar lomba mancing dan musik dangdut. Terbukti selama Lebaran
ratarata jumlah pengunjung mencapai 1.500 pengunjung per hari. Sedangkan
saat hari Minggu pengunjung mencapai 2.000 orang.
Sementara itu, Pantai Sawangan yang memiliki air terjun langsung dari
sungai atau telaga. Sayangnya, keindahan itu nampaknya belum tergarap
secara maksimal. “Para pengelola wisata, terutama Dinas Pariwisata dan
Kebudayaan nampaknya lebih fokus dan intens mengurus objekobjek wisata
yang sudah mantap dan menghasilkan,” ujar Ketua Gerakan Nasional
Kehutanan dan Lingkungan (GNKL-NU) Kebumen M Sudjangi. (Supriyanto- 78)
http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/keindahan-karst-gombong-selatan-belum-tergali/
0 komentar:
Posting Komentar