Perpag Aksi Tanam Pohon

Menghijaukan kembali kawasan karst Gombong selatan, tengah diritis menjadi tradisi aksi berkelanjutan yang dimulai dari Desa Sikayu Buayan [Foto: Div.Media-Perpag]

Bentang Karst Kendeng Utara di Pati

Perbukitan Karst selalu identik dengan sumber-sumber air yang bukan hanya menjadi andalan kebutuhan domestik harian, melainkan juga kebutuhan utama sektor pertanian, perikanan dan kebutuhan agraris lainnya

KOSTAJASA

Koperasi Taman Wijaya Rasa membangun komitmen Bersama Hutan Rakyat - Kostajasa; berslogan "Tebang Satu Tanam Lima" [Foto: Div.Media-Perpag]

Ibu Bumi Dilarani

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UKPWR

Warga UKPWR (Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso, Roban) tengah melakukan aksi penolakan PLTU Batubara Batang. Aksi dilakukan di perairan Roban (9/1) yang sekaligus merupakan perairan tempat para nelayan setempat mencari ikan [Foto: Uli]

Senin, 15 Desember 2014

Seruan Aksi: Jawa Tengah Darurat Tambang!

Oleh: Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Utara
Bencana Banjarnegara menjadi duka bagi Jawa Tengah di awal musim penghujan ini. Lebih dari delapan puluh keluarga tertimbun tanah dari perbuktian di belakang dusun itu. Bantuan berdatangan untuk mengevakuasi korban atau menyelamatkan mereka yang masih bertahan. Semua orang ingin memperlihatkan bahwa mereka peduli akan bencana ini. 

Namun, ini jelas bukan bencana yang tidak ada penyebabnya. Selain karena faktor alam, tidak sesuainya peruntukan lahan dituding menjadi pemicu longsor. Lagi-lagi ulah manusia menjadi faktor penyebab bencana. Ditengah ini semua, ada hal yang terus saja mengancam dan menjadi penyebab berulangnya bencana yaitu keberadaan tambang!
Menurut data dari BNPB, Jawa Tengah disebut sebagai provinsi dengan tingkat kerawanan bencana paling tinggi dalam sejarah Indonesia. Dalam websitenya BNPB menyebutkan ada ribuan bencana yang teradi di Jawa Tengah. Pun pengelompokan yang dilakukan oleh BNPB masih dalam kategori bencana yang disebabkan oleh alam. Ini belum lagi bencana yang diakibatkan oleh industri pertambangan yang ada di Jawa Tengah. Potensi bencana akibat idustri ini lazim disebut sebagai bencana industri. 

Untuk konteks Jawa Tengah, terdapat banyak penambangan yang akan menyebabkan penambangan menjadi ancaman serius, antara lain pembangunan pabrik semen di Pati, Rembang, Ajibarang, Kebumen, Wonogiri, Blora dan Grobogan. Wilayah-wilayah basis pertanian ingin dirombak sedemikian rupa menjadi lahan tambang setelah selama ini menjadi basis pangan bagi seluruh nusantara. Tak cukup dengan itu, penambangan pasir besi juga terus mengintai di beberapa daerah, antara lain Jepara, Kebumen, Pati, Cilacap dan Purworejo. Daerah basis perikanan terancam pula oleh industri pertambangan. Ini belum lagi kasus-kasu pertambangan yang tidak terpublikasi di media. Dapat dikatakan bahwa saat ini Jawa Tengah darurat tambang.

Argumen penambahan asli daerah (PAD) selalu menjadi alasan bagi para politisi untuk menarik masuk perusahaan-perusahaan tambang itu. Padahal keuntungan yang didapatkan tidak sebanding dengan bencana yang akan didatangkan. Apakah pemerintah memang sengaja untuk memperbesar dana bencana agar menjadi lahan korupsi baru? Ini tidak boleh dibiarkan.

Kami mengajak saudara-saudara untuk terlibat dalam aksi “Jawa Tengah Darurat Tambang!” pada hari Rabu tanggal 17 Desember 2014 untuk aksi pendirian tenda di depan PTUN Semarang dan aksi bersama pada 18 Desember 2014 di depan kantor Gubernur Jawa Tengah mulai pkl 09.00 WIB dengan tuntutan:
 
1. Menuntut hakim PTUN Semarang untuk menolak eksepsi Gubernur Jawa Tengah dalam kasus PT. Semen Indonesia di Rembang.
2. Menuntut gubernur untuk melakukan moratorium penambangan di Jawa Tengah.
3. Menuntut gubernur mewujudkan visi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan.
4. Cabut izin lingkungan PT. Semen Indonesia di Rembang karena ditemukan banyak manipulasi data dan prosedur yang penuh kebohongan.
 
Apa yang terjadi di Rembang akan pula terjadi di tempat saudara-saudara sekalian saat penguasa dan pengusaha bersekutu untuk mengeruk kekayaan alam sambil menginjak-injak hak rakyat kecil. Kota-kota yang akan terlibat di aksi ini antara lain Pati, Blora, Rembang, Grobogan, Jepara, Temanggung, Kudus dan Semarang. Untuk kota-kota lain yang akan terlibat silahkan berkoordinasi.
 
Koordinator lapangan: Zaenal (085727149369)
Koordinator umum : Joko Prianto (082314203339)
Sekian. Salam Kendeng!

Kamis, 11 Desember 2014

Dampak Semen Gombong, Warga Khawatir Kehilangan Sumber Air

11 Desember 2014 0:37 WIB Category: SmCetak, Suara Kedu

KONSULTASI PUBLIK: Para narasumber menyampaikan paparan saat konsultasi publik dalam rangka proses penyusunan Amdal rencana pembangunan pabrik PT Semen Gombong, di Desa Nogoraji, Kecamatan Buayan, Kebumen, Rabu (10/12). (suaramerddeka.com/Supriyanto)

KEBUMEN, suaramerdeka.com – Warga yang tinggal di kawasan karst Gombong Selatan khawatir akan hilangnya sumber air sebagai dampak beroperasinya penambangan PT Semen Gombong. Apalagi di kawasan karst Gombong Selatan selain telah dicanangkan sebagai kawasan lindung juga memiliki 32 mata air yang besar.
Demikian sebagian besar kekhawatiran warga yang menghadiri konsultasi publik dalam rangka proses penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) rencana pembangunan pabrik PT Semen Gombong di Ruang Pertemuan kantor perwakilan PT Semen Gombong di Desa Nogoraji, Kecamatan Buayan, Kebumen, Rabu (10/12).
Menurut warga yang yang berasal dari mata air tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk pertanian serta dimanfaatkan oleh PDAM. Jika kapurnya akan ditambang mereka khawatirkan akan merusak sumber air. “Lalu, apa jaminan dari PT Semen Gombong, karena yang disampaikan selama ini hanya teori yang manis-manis saja. Untuk itu pabrik Semen Gombong perlu dikaji ulang,” ujar Supriyanto dari Komunitas Kawasan Karst.
Subadi warga Desa Sidayu, Kecamatan Buayan menanyakan banyak sumber mata air yang terkena dampak langsung. Sehingga dia mengusulkan agar masyarakat mengetahui persis batasan mana yang boleh dan tidak boleh diambil dengan meminta jaminan dari PT Semen Gombong.
Muh Sujangi, Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) mengingatkan agar selain proses Amdal melibatkan masyarakat, komitmen perusahaan dan Pemda untuk menjaga kelestarian lingkungan. “Juga perlu adanya perhatian daerah terhadap potensi kawasan karst dan penduduk sekitar,” katanya.Zona Kering
Konsultasi publik yang dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kebumen Adi Pandoyo dihadiri oleh Sekretaris Komisi Amdal Jateng Otniel Moeda. Hadir sejumlah pejabat eksekutif di lingkungan Pemkab Kebumen dan jajaran Muspika Kecamatan Buayan dan Rowokele. Sejumlah anggota DPRD juga hadir seperti Sudarmaji dari Komisi B, Sri Parwati dari Komisi A, Herni Ning S dari Komisi C.
Tampak pula perwakilan warga di 10 desa yang terkena dampak pabrik semen yakni tiga desa dari Kecamatan Rowokele, tujuh desa dari Buayan. Setiap desa menghadirkan  perwakilan sebanyak 20 orang.
Dr Budi Sulistio dari ITB menampik bahwa di kawasan tambang terdapat mata air. Pasalnya tambang harus di zona kering secara teoritis air tidak boleh berkurang dan penambangan tidak akan mengganggu sumber air. Pihaknya tidak akan memberikan data yang salah dan menjamin PT Semen Gombong tidak akan pernah menambang di daerah yang terlarang.
“Saya berharap dan keikhlasan untuk mensingkronkan data masyarakat dengan tim dari ITB,” ujarnya menyebutkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PDAM bahwa akan menggunakan air di Bendungan Sempor.
(Supriyanto/CN39/SM Network)


http://berita.suaramerdeka.com/dampak-semen-gombong-warga-khawatir-kehilangan-sumber-air/

Rabu, 10 Desember 2014

Gombong Selatan

Kawasan ini terkenal dengan bentukan “cockpit karst” mempunyai gua-gua yang panjang seperti Gua Barat, Gua Jatijajar, Gua Liah, Gua Petruk dan lain-lainnya. Batuan gamping yang berumur Miosen bersifat keras, kompak dan sebafian berlapisan, termasuk jenis murni yang berwarna putih susu samapai kuning pucat. Panjang perbukitan kapur ini mencapai 8 km dan lebar 3 kmdengan luasan mencapai 40 km2.
” Ketinggian mutlak perbukitan karst di Gombong selatan berkisar 300-400 sedangkan ketinggian relatif hanya berkisar 50-150 m. Umur batuan karstnya berasal dari endapan berumur Miosen dengan permulaan karstifikasi pada akhir pliosen (awal Pleistosen). ”
(Balazs, 1968)
Ancaman kawasan ini adalah aktivitas penambangan kapur oleh Semen Gombong yang akan mengancam sumber air bagi kawasan Kebumen dan Cilacap serta daerah lain di sekitarnya namun konon proyek tersebut terhenti terutama dengan dicanangkannya Gombong sebagai kawasan Eko Karst pada Bulan desember 2004 lalu.

Survai fauna gua belum banyak dilakukan, di Gua Petruk dilakukan inventarisasi Arthropoda oleh Suhardjono et al. 2001 diperoleh ada 20 jenis yang terdiri 5 jenis troglobit dan 5 jenis guanobite sisanya dalam katagori troglofil dan troglosen. Gua Petruk mempunyai keanekaragaman jenis paling tinggi terutama dengan ditemukannay beberapa jenis Collembola terutama jenis Cyphoderopsis sp. dan Dermaptera yang banyak ditemukan di permukaan guano (Xeniaria jacobsoni Burr). Kelompok Arachnida yang ditemukan adalah Stygophrynus sp. danPseudoscorpion spp.

 sumber https://cavefauna.wordpress.com/karst-areas-of-indonesia/gombong-selatan/