Perpag Aksi Tanam Pohon

Menghijaukan kembali kawasan karst Gombong selatan, tengah diritis menjadi tradisi aksi berkelanjutan yang dimulai dari Desa Sikayu Buayan [Foto: Div.Media-Perpag]

Bentang Karst Kendeng Utara di Pati

Perbukitan Karst selalu identik dengan sumber-sumber air yang bukan hanya menjadi andalan kebutuhan domestik harian, melainkan juga kebutuhan utama sektor pertanian, perikanan dan kebutuhan agraris lainnya

KOSTAJASA

Koperasi Taman Wijaya Rasa membangun komitmen Bersama Hutan Rakyat - Kostajasa; berslogan "Tebang Satu Tanam Lima" [Foto: Div.Media-Perpag]

Ibu Bumi Dilarani

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UKPWR

Warga UKPWR (Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso, Roban) tengah melakukan aksi penolakan PLTU Batubara Batang. Aksi dilakukan di perairan Roban (9/1) yang sekaligus merupakan perairan tempat para nelayan setempat mencari ikan [Foto: Uli]

Kamis, 24 April 2014

Jawa: Lumbung Padi dari Timur dan Pengekspor Permen Jahe Abad Ke-18

2014 / April / 23

Pulau Jawa pernah sohor sebagai rumah aneka tanaman adibintang pada abad ke-18. Apa saja tanaman itu?

"Vue de l'isle et de la ville de Batavia appartenant aux Hollandois, pour la Compagnie des Indes"—Pemandangan daratan dan Kota Batavia yang dimiliki Belanda, Kongsi Dagang Hindia Timur. Litografi ini menunjukkan Batavia yang dikelilingi tembok kota dengan kastil megahnya. Nun jauh tampak beberapa benteng di pedalaman. Karya seni ini dibuat sekitar 1780. (Universiteitsbibliotheek Vrije Universiteit/Wikimedia Common)

“Jawa pernah dijuluki lumbung padi dari timur karena melimpahnya jumlah beras yang dihasilkannya,” ungkap John Joseph Stockdale, seorang penulis asal Inggris. “Pulau-pulau lainnya hanya menghasilkan sedikit beras atau tidak sama sekali, kecuali Celebes yang memasok kebutuhan pokok ini ke Amboyna.”

Pada 1767, Jawa telah memasok sebanyak 14.000 ton beras untuk kebutuhan pangan di Batavia, Ceylon, dan Banda. “Beras merupakan komoditi kedua di Jawa,” Stockdale memaparkan, “dan komoditi ini dihimpun dalam jumlah besar, khususnya di kawasan kerajaan Jawa.”

Komoditi primadona ketiga adalah gula. Pada 1768 Batavia dan sekitarnya mampu menghasilkan 5.897 ton. Sebagian diekspor ke India—daerah Surat dan pesisir malabar—dan sisanya ke Eropa. Umumnya penggilingan tebu dimiliki oleh warga Cina.

Kopi merupakan tanaman unggulan yang keempat. Perkebunan kopi, menurut Stockdale, berada di Cirebon dan Batavia. Dia menyebut Gubernur Jenderal Zwaardkroon sebagai seseorang yang memperkenalkan dan mendorong perkebunan kopi secara besar-besaran sehingga bisa berada di tengah masyarakat Jawa. Pada 1768, Batavia menjual kopi sejumlah 2.025 ton kepada VOC.

Selanjutnya, benang katun menjadi megabintang yang kelima dalam perdagangan antara Jawa dan VOC.  Umumnya dipintal di daerah pedalaman Jawa. Kawasan Batavia dan sekitarnya menghasilkan benang katun sebanyak 7 ton.
Lalu, komoditi apakah yang menjadi adibintang pertama di Jawa?

Lada. Tanaman lada tumbuh subur di sisi barat Jawa. Di Kesultanan Banten menghasilkan lada rata-rata dalam setahun sebesar 2.721 ton untuk VOC. Lada dari kawasan ini kualitasnya sama baiknya dengan lada di pesisir Malabar. Selain dari Jawa, VOC mendapatkan komoditi ini dari Palembang dan Borneo.

Selama 1778, Batavia telah mengekspor berbagai komoditi unggulan di Jawa dalam jumlah besar ke Negeri Belanda, termasuk permen jahe sejumlah 4,5 ton!

Stockdale mengompilasi informasi tersebut dari berita-berita yang dihimpun jelang penyerbuan Inggris secara besar-besaran ke Jawa. Hasilnya sebuah buku berjudul Sketches, Civil, and Military, of the Island of Java and Its Immediate Dependencies, terbit di London pada 1811.

sumber http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/jawa-lumbung-padi-dari-timur-dan-pengekspor-permen-jahe-abad-ke-18