Perpag Aksi Tanam Pohon

Menghijaukan kembali kawasan karst Gombong selatan, tengah diritis menjadi tradisi aksi berkelanjutan yang dimulai dari Desa Sikayu Buayan [Foto: Div.Media-Perpag]

Bentang Karst Kendeng Utara di Pati

Perbukitan Karst selalu identik dengan sumber-sumber air yang bukan hanya menjadi andalan kebutuhan domestik harian, melainkan juga kebutuhan utama sektor pertanian, perikanan dan kebutuhan agraris lainnya

KOSTAJASA

Koperasi Taman Wijaya Rasa membangun komitmen Bersama Hutan Rakyat - Kostajasa; berslogan "Tebang Satu Tanam Lima" [Foto: Div.Media-Perpag]

Ibu Bumi Dilarani

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

UKPWR

Warga UKPWR (Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso, Roban) tengah melakukan aksi penolakan PLTU Batubara Batang. Aksi dilakukan di perairan Roban (9/1) yang sekaligus merupakan perairan tempat para nelayan setempat mencari ikan [Foto: Uli]

Senin, 15 Desember 2014

Seruan Aksi: Jawa Tengah Darurat Tambang!

Oleh: Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Utara
Bencana Banjarnegara menjadi duka bagi Jawa Tengah di awal musim penghujan ini. Lebih dari delapan puluh keluarga tertimbun tanah dari perbuktian di belakang dusun itu. Bantuan berdatangan untuk mengevakuasi korban atau menyelamatkan mereka yang masih bertahan. Semua orang ingin memperlihatkan bahwa mereka peduli akan bencana ini. 

Namun, ini jelas bukan bencana yang tidak ada penyebabnya. Selain karena faktor alam, tidak sesuainya peruntukan lahan dituding menjadi pemicu longsor. Lagi-lagi ulah manusia menjadi faktor penyebab bencana. Ditengah ini semua, ada hal yang terus saja mengancam dan menjadi penyebab berulangnya bencana yaitu keberadaan tambang!
Menurut data dari BNPB, Jawa Tengah disebut sebagai provinsi dengan tingkat kerawanan bencana paling tinggi dalam sejarah Indonesia. Dalam websitenya BNPB menyebutkan ada ribuan bencana yang teradi di Jawa Tengah. Pun pengelompokan yang dilakukan oleh BNPB masih dalam kategori bencana yang disebabkan oleh alam. Ini belum lagi bencana yang diakibatkan oleh industri pertambangan yang ada di Jawa Tengah. Potensi bencana akibat idustri ini lazim disebut sebagai bencana industri. 

Untuk konteks Jawa Tengah, terdapat banyak penambangan yang akan menyebabkan penambangan menjadi ancaman serius, antara lain pembangunan pabrik semen di Pati, Rembang, Ajibarang, Kebumen, Wonogiri, Blora dan Grobogan. Wilayah-wilayah basis pertanian ingin dirombak sedemikian rupa menjadi lahan tambang setelah selama ini menjadi basis pangan bagi seluruh nusantara. Tak cukup dengan itu, penambangan pasir besi juga terus mengintai di beberapa daerah, antara lain Jepara, Kebumen, Pati, Cilacap dan Purworejo. Daerah basis perikanan terancam pula oleh industri pertambangan. Ini belum lagi kasus-kasu pertambangan yang tidak terpublikasi di media. Dapat dikatakan bahwa saat ini Jawa Tengah darurat tambang.

Argumen penambahan asli daerah (PAD) selalu menjadi alasan bagi para politisi untuk menarik masuk perusahaan-perusahaan tambang itu. Padahal keuntungan yang didapatkan tidak sebanding dengan bencana yang akan didatangkan. Apakah pemerintah memang sengaja untuk memperbesar dana bencana agar menjadi lahan korupsi baru? Ini tidak boleh dibiarkan.

Kami mengajak saudara-saudara untuk terlibat dalam aksi “Jawa Tengah Darurat Tambang!” pada hari Rabu tanggal 17 Desember 2014 untuk aksi pendirian tenda di depan PTUN Semarang dan aksi bersama pada 18 Desember 2014 di depan kantor Gubernur Jawa Tengah mulai pkl 09.00 WIB dengan tuntutan:
 
1. Menuntut hakim PTUN Semarang untuk menolak eksepsi Gubernur Jawa Tengah dalam kasus PT. Semen Indonesia di Rembang.
2. Menuntut gubernur untuk melakukan moratorium penambangan di Jawa Tengah.
3. Menuntut gubernur mewujudkan visi Jawa Tengah sebagai lumbung pangan.
4. Cabut izin lingkungan PT. Semen Indonesia di Rembang karena ditemukan banyak manipulasi data dan prosedur yang penuh kebohongan.
 
Apa yang terjadi di Rembang akan pula terjadi di tempat saudara-saudara sekalian saat penguasa dan pengusaha bersekutu untuk mengeruk kekayaan alam sambil menginjak-injak hak rakyat kecil. Kota-kota yang akan terlibat di aksi ini antara lain Pati, Blora, Rembang, Grobogan, Jepara, Temanggung, Kudus dan Semarang. Untuk kota-kota lain yang akan terlibat silahkan berkoordinasi.
 
Koordinator lapangan: Zaenal (085727149369)
Koordinator umum : Joko Prianto (082314203339)
Sekian. Salam Kendeng!

Kamis, 11 Desember 2014

Dampak Semen Gombong, Warga Khawatir Kehilangan Sumber Air

11 Desember 2014 0:37 WIB Category: SmCetak, Suara Kedu

KONSULTASI PUBLIK: Para narasumber menyampaikan paparan saat konsultasi publik dalam rangka proses penyusunan Amdal rencana pembangunan pabrik PT Semen Gombong, di Desa Nogoraji, Kecamatan Buayan, Kebumen, Rabu (10/12). (suaramerddeka.com/Supriyanto)

KEBUMEN, suaramerdeka.com – Warga yang tinggal di kawasan karst Gombong Selatan khawatir akan hilangnya sumber air sebagai dampak beroperasinya penambangan PT Semen Gombong. Apalagi di kawasan karst Gombong Selatan selain telah dicanangkan sebagai kawasan lindung juga memiliki 32 mata air yang besar.
Demikian sebagian besar kekhawatiran warga yang menghadiri konsultasi publik dalam rangka proses penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) rencana pembangunan pabrik PT Semen Gombong di Ruang Pertemuan kantor perwakilan PT Semen Gombong di Desa Nogoraji, Kecamatan Buayan, Kebumen, Rabu (10/12).
Menurut warga yang yang berasal dari mata air tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, tetapi juga untuk pertanian serta dimanfaatkan oleh PDAM. Jika kapurnya akan ditambang mereka khawatirkan akan merusak sumber air. “Lalu, apa jaminan dari PT Semen Gombong, karena yang disampaikan selama ini hanya teori yang manis-manis saja. Untuk itu pabrik Semen Gombong perlu dikaji ulang,” ujar Supriyanto dari Komunitas Kawasan Karst.
Subadi warga Desa Sidayu, Kecamatan Buayan menanyakan banyak sumber mata air yang terkena dampak langsung. Sehingga dia mengusulkan agar masyarakat mengetahui persis batasan mana yang boleh dan tidak boleh diambil dengan meminta jaminan dari PT Semen Gombong.
Muh Sujangi, Ketua Forum Daerah Aliran Sungai (DAS) mengingatkan agar selain proses Amdal melibatkan masyarakat, komitmen perusahaan dan Pemda untuk menjaga kelestarian lingkungan. “Juga perlu adanya perhatian daerah terhadap potensi kawasan karst dan penduduk sekitar,” katanya.Zona Kering
Konsultasi publik yang dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kebumen Adi Pandoyo dihadiri oleh Sekretaris Komisi Amdal Jateng Otniel Moeda. Hadir sejumlah pejabat eksekutif di lingkungan Pemkab Kebumen dan jajaran Muspika Kecamatan Buayan dan Rowokele. Sejumlah anggota DPRD juga hadir seperti Sudarmaji dari Komisi B, Sri Parwati dari Komisi A, Herni Ning S dari Komisi C.
Tampak pula perwakilan warga di 10 desa yang terkena dampak pabrik semen yakni tiga desa dari Kecamatan Rowokele, tujuh desa dari Buayan. Setiap desa menghadirkan  perwakilan sebanyak 20 orang.
Dr Budi Sulistio dari ITB menampik bahwa di kawasan tambang terdapat mata air. Pasalnya tambang harus di zona kering secara teoritis air tidak boleh berkurang dan penambangan tidak akan mengganggu sumber air. Pihaknya tidak akan memberikan data yang salah dan menjamin PT Semen Gombong tidak akan pernah menambang di daerah yang terlarang.
“Saya berharap dan keikhlasan untuk mensingkronkan data masyarakat dengan tim dari ITB,” ujarnya menyebutkan pihaknya sudah berkoordinasi dengan PDAM bahwa akan menggunakan air di Bendungan Sempor.
(Supriyanto/CN39/SM Network)


http://berita.suaramerdeka.com/dampak-semen-gombong-warga-khawatir-kehilangan-sumber-air/

Rabu, 10 Desember 2014

Gombong Selatan

Kawasan ini terkenal dengan bentukan “cockpit karst” mempunyai gua-gua yang panjang seperti Gua Barat, Gua Jatijajar, Gua Liah, Gua Petruk dan lain-lainnya. Batuan gamping yang berumur Miosen bersifat keras, kompak dan sebafian berlapisan, termasuk jenis murni yang berwarna putih susu samapai kuning pucat. Panjang perbukitan kapur ini mencapai 8 km dan lebar 3 kmdengan luasan mencapai 40 km2.
” Ketinggian mutlak perbukitan karst di Gombong selatan berkisar 300-400 sedangkan ketinggian relatif hanya berkisar 50-150 m. Umur batuan karstnya berasal dari endapan berumur Miosen dengan permulaan karstifikasi pada akhir pliosen (awal Pleistosen). ”
(Balazs, 1968)
Ancaman kawasan ini adalah aktivitas penambangan kapur oleh Semen Gombong yang akan mengancam sumber air bagi kawasan Kebumen dan Cilacap serta daerah lain di sekitarnya namun konon proyek tersebut terhenti terutama dengan dicanangkannya Gombong sebagai kawasan Eko Karst pada Bulan desember 2004 lalu.

Survai fauna gua belum banyak dilakukan, di Gua Petruk dilakukan inventarisasi Arthropoda oleh Suhardjono et al. 2001 diperoleh ada 20 jenis yang terdiri 5 jenis troglobit dan 5 jenis guanobite sisanya dalam katagori troglofil dan troglosen. Gua Petruk mempunyai keanekaragaman jenis paling tinggi terutama dengan ditemukannay beberapa jenis Collembola terutama jenis Cyphoderopsis sp. dan Dermaptera yang banyak ditemukan di permukaan guano (Xeniaria jacobsoni Burr). Kelompok Arachnida yang ditemukan adalah Stygophrynus sp. danPseudoscorpion spp.

 sumber https://cavefauna.wordpress.com/karst-areas-of-indonesia/gombong-selatan/

Senin, 06 Oktober 2014

Tanri Abeng: Dirikan Badan Usaha Milik Rakyat!

Senin, 06 Oktober 2014

JAKARTA- Korporatisasi UMKM menjadi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR) adalah solusi terhadap kelemahan struktural koperasi, usaha kecil dan mikro untuk menjadi lembaga pelaku ekonomi yang memiliki posisi yang sejajar dengan badan-badan usaha lain sesuai dengan strategi pemberdayaan ekonomi Pancasila. Kesejajaran ini tidak saja karena terstruktur dalam bentuk badan hukum yang sama yaitu dalam bentuk perseroan terbatas), tetapi juga memiliki posisi tawar untuk bersinergi dan bekerja sama dengan Usaha Besar.Hal ini disampaikan oleh pengusaha nasional Tanri Abeng dalam forum Poppy Dharsono Foundation di Jakarta, Jumat (3/10) lalu.

Menurutnya BUMR akan memiliki skala ekonomi sesuai prinsip pengelolaan usaha yang efisien. Produksi disesuaikan dengan kebutuhan pasar atau industri pengguna bahan baku yang disuplai dari anggota BUMR.

“BUMR Menjadi organisasi bisnis yang dikelola secara profesional agar memiliki eksistensi bahkan pertumbuhan yang berkesinambungan. Kehadiran BUMR merupakan solusi penyediaan bahan baku yang berkualitas bagi industri besar secara berkesinambungan,” ujarnya.

Mantan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjelaskan Kemitraan antara BUMR dan Usaha Besar tercipta karena keduanya saling membutuhkan dan dapat bekerja sama dan berkomunikasi dalam gelombang yang sama.

“BUMR sektor pertanian dapat mengakses sumber pendanaan inklusif untuk meningkatkan produktivitas sekaligus ketahanan pangan nasional,” jelasnya kepada Bergelora.com

Micro enterprises & small holders/producers yang tergolong UMKM, melalui kelompok-kelompok tani atau cooperatives dapat langsung mengakses pasar dan pembiayaan melalui struktur korporasi Badan Usaha Milik Rakyat (BUMR).

“Dengan demikian, para pengusaha mikro atau petani akan memperoleh jaminan pasar dengan harga pasar yang terjadi melalui negosiasi sejajar antara BUMR dan Industri atau Usaha Besar,” lanjutnya.


Mutual Benefits

BUMR sebagai korporasi menurut Tanri Abeng, hanya dapat tumbuh dan berkembang kalau dapat beradaptasi terhadap hukum bisnis yang fundamental. Business starts from market, alias tidak ada pasar tidak ada bisnis.

“Oleh karena itu maka pendekatan Model BUMR diawali dengan pengelolaan pasar baik nasional maupun internasional ataupun perdagangan sebagai usaha besar mengelola pasar yang dinamis. Industri dan atau usaha perdagangan besarlah yang menentukan jumlah dan kualitas dari supply bahan baku yang bersumber dari produsen seperti kelompok tani, nelayan, pengrajin, dan lain-lain, yang dikoordinasikan dalam struktur dan sistem manajemen BUMR,” jelasnya.

Model ini menurutnya melahirkan mutual benefits antara Industry & Trade dengan BUMR yang mewakili UMKM karena, industri mendapat jaminan supply bahan baku sesuai jumlah dan kualitas yang dibutuhkan.

“BUMR mendapat jaminan pasar dengan harga yang terjadi secara fair sesuai dengan perkembangan pasar. Industry atau Trade dan BUMR bersinergi untuk menciptakan nilai tambah melalui tingkat efisiensi dan produktivitas yang tinggi, sebagai basis daya saing nasional,” ujarnya.

Tanri Abeng menjelaskan, praktek monopolistik dari industri sebagai pembeli tunggal dari ratusan bahkan ribuan usaha mikro dan kecil akan berakhir dengan hadirnya BUMR yang memiliki daya tawar terhadap industri/pedagang besar.

“Dengan demikian, monopoly berhadapan dengan monopsony yang secara logika bisnis akan melahirkan harga yang saling menguntungkan melalui musyawarah untuk mufakat. Disinilah kembali konsep usaha bersama dengan asas kekeluargaan sesuai semangat demokrasi ekonomi ala Pancasila,” tegasnya. (Web Warouw)

http://www.bergelora.com/nasional/ekonomi-indonesia/1328-tanri-abeng-dirikan-badan-usaha-milik-rakyat.html#comments

Minggu, 07 September 2014

Karst Ditambang, Warga Mulai Kesulitan Air Bersih

2014/09/06

Penambangan batu andesit di desa Candirenggo, Ayah, Kebumen. (Photo: Deni Sugandi)

AYAH – Kawasan karst merupakan daerah yang sangat rentan terhadap perubahan lingkungan. Hal tersebut karena sifat batu gamping atau karst yang mudah bereaksi dengan air. Kawasan sepert ini pun berfungsi sebagai daerah resapan air tanah untuk wilayah sekitarnya.

Melalui Kepmen ESDM Nomor 961 K/40/MEM/2003, pada 23 Juli 2003, pemerintah menetapkan Kawasan Karst Gombong Selatan sebagai kawasan lindung. Kawasan karst Gombong terbentang seluas 48,94 km2 meliputi Kecamatan Ayah, Rowokele dan Buayan. Karst merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Namun kini sejumlah titik di Kawasan Karst Gombong Selatan penambangan terus saja terjadi. Kebutuhan ekonomi yang mendesak melatarbelakangi para penambang untuk mendulang rupiah dari batuan andesit, batu gamping, phospat, bentonit, kaolin trass, mangaan, hingga emas yang tersebar merata di seluruh kawasan. Seperti yang berada di desa Mangunweni dan desa Candirenggo di kecamatan Ayah.

Penambangan batu di perbukitan desa Mangunweni sudah sangat mengancam terjadinya tanah longsor. Terlebih diatas bukit terdapat banyak mata air yang selama ini dimanfaatkan oleh warga untuk kebutuhan sehari hari. Dan kini warga desa Mangunweni mulai merasakan kesulitan air bersih. Bahkan pada 2010 lalu beberapa rumah disekitar tambang tertimba reruntuhan dari atas perbukitan.

Sementara di desa Candirenggo permintaan batu Andesit yang sangat tinggi oleh pasar membuat para penambang membuka sebuah tambang di wilayah tersebut. Penambangan galian C yang berada di Wilayah Karst Klas 1 Gombong Selatan ini seharusnya tidak boleh dilakukan karean wilayah tersebut merupakan hutan lindung. (LintasKebumen©2014)
 


https://lintaskebumen.wordpress.com/2014/09/06/karst-ditambang-warga-mulai-kesulitan-air-bersih/

Kamis, 19 Juni 2014

FaktaTentang Kawasan Karst Gombong Selatan

Kamis, 19 Juni 2014

BUAYAN - Selain Kawasan Geologi Karangsambung, Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Kebumen.

Perbukitan kapur berupa karst itu sangat istimewa, karena proses terbentuknya terjadi ratusan ribu bahkan jutaan tahun silam.
 
Secara fisik di permukaan, kawasan karst di Gombong selatan terlihat kering dan gersang. Namun di bawah tanah banyak mengandung sumber air yang terus mengalir tiada henti dan penyimpan cadangan air.

Berikut beberapa fakta menarik tentang Kawasan Karst Gombong Selatan:

1. Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS), pada tahun 2004 ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kawasan eko-karst.

2. Terdapat 122 gua bahkan 173 gua di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS). Diantaranya Gua Pucung, Gua Jeblosan, dan Gua Candi sebagai sumber air bawah tanah.

3. Batuan penyusun Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) merupakan bagian dari Formasi Kalipucang yang berumur miosen (11-25 juta tahun lalu).

4. Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) memiliki panjang perbukitan kapur mencapai 8 km dan lebar 3 km dengan luasan mencapai lebih dari 40 km2 yang meliputi tiga kecamatan di pojok barat daya kebumen, yakni Kecamatan Ayah, Rowokele dan Buayan.

5. Terdapat air terjun setinggi 32 meter dibawah Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS), tepatnya di Goa Barat di desa Jatijajar, kecamatan Ayah.

6. Goa Petruk di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) termasuk dalam slah satu goa terdalam di dunia dengan panjang jelajah mencapai lebih dari 2 Km.

Tentu bukan hanya itu saja, masih banyak fungsi penting dari karst untuk masyarakat sekitar. Sebuah pabrik semen kini tengah menunggu Ijin akhir Usaha Pertambangan dari Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk melakukan kegiatan eksplorasi di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS).

Rencana aktivitas eksploitasi dalam skala besar nantinya dikhawatirkan bisa merubah bentang alam karst dan dayadukungnya. Hal ini menjadi ancaman serius karena bisa menghilangkan mata air yang akan mengakibatkan bencana kekeringan. Sejumlah peniliti dan komunitas pecinta gua di luar Kebumen sedang was was jika pemkab Kebumen mengijinkan. Lantas, bagaimana dengan warga sekitar ? [LintasKebumen©2014]


http://juniaminudin.blogspot.com/2014/06/faktatentang-kawasan-karst-gombong.html

Fakta Menarik Tentang Kawasan Karst Gombong Selatan

2014/06/19

Perbukitan di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS). Photo: Uud N Hudana

BUAYAN – Selain Kawasan Geologi Karangsambung, Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki Kabupaten Kebumen.
Perbukitan kapur berupa karst itu sangat istimewa, karena proses terbentuknya terjadi ratusan ribu bahkan jutaan tahun silam.
 

Secara fisik di permukaan, kawasan karst di Gombong selatan terlihat kering dan gersang. Namun di bawah tanah banyak mengandung sumber air yang terus mengalir tiada henti dan penyimpan cadangan air.

Berikut beberapa fakta menarik tentang Kawasan Karst Gombong Selatan:

1. Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS), pada tahun 2004 ditetapkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai kawasan eko-karst.

2. Terdapat 122 gua bahkan 173 gua di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS). Diantaranya Gua Pucung, Gua Jeblosan, dan Gua Candi sebagai sumber air bawah tanah.

3. Batuan penyusun Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) merupakan bagian dari Formasi Kalipucang yang berumur miosen (11-25 juta tahun lalu).

4. Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) memiliki panjang perbukitan kapur mencapai 8 km dan lebar 3 km dengan luasan mencapai lebih dari 40 km2 yang meliputi tiga kecamatan di pojok barat daya kebumen, yakni Kecamatan Ayah, Rowokele dan Buayan.

5. Terdapat air terjun setinggi 32 meter dibawah Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS), tepatnya di Goa Barat di desa Jatijajar, kecamatan Ayah.

6. Goa Petruk di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS) termasuk dalam slah satu goa terdalam di dunia dengan panjang jelajah mencapai lebih dari 2 Km.

Tentu bukan hanya itu saja, masih banyak fungsi penting dari karst untuk masyarakat sekitar. Sebuah pabrik semen kini tengah menunggu Ijin akhir Usaha Pertambangan dari Pemerintah Kabupaten Kebumen untuk melakukan kegiatan eksplorasi di Kawasan Karst Gombong Selatan (KKGS).

Rencana aktivitas eksploitasi dalam skala besar nantinya dikhawatirkan bisa merubah bentang alam karst dan dayadukungnya. Hal ini menjadi ancaman serius karena bisa menghilangkan mata air yang akan mengakibatkan bencana kekeringan. Sejumlah peniliti dan komunitas pecinta gua di luar Kebumen sedang was was jika pemkab Kebumen mengijinkan. Lantas, bagaimana dengan warga sekitar ? (LintasKebumen©2014)
 
 https://lintaskebumen.wordpress.com/2014/06/19/fakta-menarik-tentang-kawasan-karst-gombong-selatan/

Sabtu, 10 Mei 2014

Kawasan Karst Gombong Selatan Perlu Diselamatkan

Sabtu, 31 Mei 2014

GOMBONG - Perlu waktu puluhan juta tahun untuk membentuk gugusan terumbu karang dan mencuatkannya ke permukaan bumi sebagai pegunungan karst. Sebaliknya, bagi pabrik semen, hanya butuh puluhan tahun untuk menghancurkan dan mengubahnya menjadi mesin uang.

Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang karst Gombong Selatan pada Desember 2004 silam seolah memberi harapan akan keberpihakan pemerintah pada kelestarian ekosistem, keanekaragaman hayati, dan pembangunan berkelanjutan. Setelah sepulih tahun berlalu, gaung yang coba digemakan Presiden yang akan lengser itu pun mulai meredup. Isu pelestarian karst tak dianggap menarik.
”Orang lupa bahwa di balik kawasan karst terdapat cadangan sumber air bersih berbentuk sungai bawah tanah, berbagai flora dan fauna, serta peninggalan arkeologi di beberapa gua tertentu,” kata Ketua Program Studi Teknik Geologi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung Budi Brahmantyo.

Air di balik pegunungan karst ibarat harta karun. Tak semuanya muncul di permukaan dan mudah dijangkau. Membutuhkan penelusuran gua untuk mengetahui dari mana datangnya dan ke arah mana air mengalir. Secara garis besar, air datang dari hujan yang jatuh ke permukaan karst yang berpori dan bercelah. Ada yang membentuk bebatuan gamping melalui proseskarstifikasi. Ada juga yang menetes dan jatuh membentuk danau serta sungai kecil.

Di wilayah Gombong Selatan, Dinas ESDM setempat mencatat sekitar 60 persen batu gamping termasuk karst kelas I dan 30 persen kelas II. Sisanya, 10 persen, masuk dalam kawasan karst kelas III. Karst di kawasan itu juga sangat baik untuk bahan baku pembuatan semen.

Tahun 1997, PT Semen Gombong rencananya akan mendirikan pabrik semen di wilayah itu. Namun rencana itu tertunda sampai saat ini akibat krisis moneter tahun 1998. Keberadaan 122 gua di kawasan karst Gombong selatan, Jawa Tengah itu akan terancam jika pembangunan pabrik semen PT Semen Gombong dilanjutkan.
Kawasan karst ini meliputi kecamatan Rowokele di bagian Utara, kecamatan Buayan di bagian Timur, kecamatan Ayah di bagian Barat, sedangkan bagian Selatan berbatasan langsung dengan pantai Selatan Jawa atau Samudra Hindia. Luasnya sekitar 50.835.025,2 m². (LintasKebumen)

 

http://juniaminudin.blogspot.com/2014/05/kawasan-karst-gombong-selatan-perlu.html

Kamis, 24 April 2014

Jawa: Lumbung Padi dari Timur dan Pengekspor Permen Jahe Abad Ke-18

2014 / April / 23

Pulau Jawa pernah sohor sebagai rumah aneka tanaman adibintang pada abad ke-18. Apa saja tanaman itu?

"Vue de l'isle et de la ville de Batavia appartenant aux Hollandois, pour la Compagnie des Indes"—Pemandangan daratan dan Kota Batavia yang dimiliki Belanda, Kongsi Dagang Hindia Timur. Litografi ini menunjukkan Batavia yang dikelilingi tembok kota dengan kastil megahnya. Nun jauh tampak beberapa benteng di pedalaman. Karya seni ini dibuat sekitar 1780. (Universiteitsbibliotheek Vrije Universiteit/Wikimedia Common)

“Jawa pernah dijuluki lumbung padi dari timur karena melimpahnya jumlah beras yang dihasilkannya,” ungkap John Joseph Stockdale, seorang penulis asal Inggris. “Pulau-pulau lainnya hanya menghasilkan sedikit beras atau tidak sama sekali, kecuali Celebes yang memasok kebutuhan pokok ini ke Amboyna.”

Pada 1767, Jawa telah memasok sebanyak 14.000 ton beras untuk kebutuhan pangan di Batavia, Ceylon, dan Banda. “Beras merupakan komoditi kedua di Jawa,” Stockdale memaparkan, “dan komoditi ini dihimpun dalam jumlah besar, khususnya di kawasan kerajaan Jawa.”

Komoditi primadona ketiga adalah gula. Pada 1768 Batavia dan sekitarnya mampu menghasilkan 5.897 ton. Sebagian diekspor ke India—daerah Surat dan pesisir malabar—dan sisanya ke Eropa. Umumnya penggilingan tebu dimiliki oleh warga Cina.

Kopi merupakan tanaman unggulan yang keempat. Perkebunan kopi, menurut Stockdale, berada di Cirebon dan Batavia. Dia menyebut Gubernur Jenderal Zwaardkroon sebagai seseorang yang memperkenalkan dan mendorong perkebunan kopi secara besar-besaran sehingga bisa berada di tengah masyarakat Jawa. Pada 1768, Batavia menjual kopi sejumlah 2.025 ton kepada VOC.

Selanjutnya, benang katun menjadi megabintang yang kelima dalam perdagangan antara Jawa dan VOC.  Umumnya dipintal di daerah pedalaman Jawa. Kawasan Batavia dan sekitarnya menghasilkan benang katun sebanyak 7 ton.
Lalu, komoditi apakah yang menjadi adibintang pertama di Jawa?

Lada. Tanaman lada tumbuh subur di sisi barat Jawa. Di Kesultanan Banten menghasilkan lada rata-rata dalam setahun sebesar 2.721 ton untuk VOC. Lada dari kawasan ini kualitasnya sama baiknya dengan lada di pesisir Malabar. Selain dari Jawa, VOC mendapatkan komoditi ini dari Palembang dan Borneo.

Selama 1778, Batavia telah mengekspor berbagai komoditi unggulan di Jawa dalam jumlah besar ke Negeri Belanda, termasuk permen jahe sejumlah 4,5 ton!

Stockdale mengompilasi informasi tersebut dari berita-berita yang dihimpun jelang penyerbuan Inggris secara besar-besaran ke Jawa. Hasilnya sebuah buku berjudul Sketches, Civil, and Military, of the Island of Java and Its Immediate Dependencies, terbit di London pada 1811.

sumber http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/04/jawa-lumbung-padi-dari-timur-dan-pengekspor-permen-jahe-abad-ke-18