Menghijaukan kembali kawasan karst Gombong selatan, tengah diritis menjadi tradisi aksi berkelanjutan yang dimulai dari Desa Sikayu Buayan [Foto: Div.Media-Perpag]
Perbukitan Karst selalu identik dengan sumber-sumber air yang bukan hanya menjadi andalan kebutuhan domestik harian, melainkan juga kebutuhan utama sektor pertanian, perikanan dan kebutuhan agraris lainnya
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.
Warga UKPWR (Ujungnegoro, Karanggeneng, Ponowareng, Wonokerso, Roban) tengah melakukan aksi penolakan PLTU Batubara Batang. Aksi dilakukan di perairan Roban (9/1) yang sekaligus merupakan perairan tempat para nelayan setempat mencari ikan [Foto: Uli]
Sebaran pabrik semen di Pulau Jawa (diolah dari peta sebaran karst http://www.biota.org)
Indonesia adalah negeri
yang diberkahi kekayaan alam melimpah baik yang ada di atas tanah maupun
di bawah tanah. Kekayaan alam itu semestinya mensejahterakan rakyat
dari generasi ke generasi. Salah satu kekayaan alam yang jarang disadari
keberadaannya adalah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK), yaitu kawasan
perbukitan kapur yang telah mengalami proses pelarutan sedemikian rupa
sehingga menunjukkan ciri-ciri fisik yang unik dan khas.
Fungsi utama kawasan
karst bagi kehidupan manusia adalah kemampuannya menyerap air hujan,
menyimpan dan mengeluarkannya sebagai mata air (akuifer air bersih).
Jutaan meter kubik air hujan setiap tahun terserap dengan baik oleh
KBAK. Di dunia, 15% luas daratan adalah kawasan bentang alam karst, di
mana kawasan ini mencukupi 25% kebutuhan air bersih penduduk dunia (D.C
Ford et al, 1988).
Fungsi lain kawasan
karst adalah sebagai penyerap karbondioksida (CO2) di atmosfer. Dalam
satu tahun Kawasan Bentang Alam Karst di dunia mampu menyerap 0,41
milyar metrik ton CO2 dari atmosfer, namun dalam proses karstifikasi
akan melepaskan kembali 0.3 miliar metrik ton CO2, sehingga rata-rata
Co2 yang terserap 0.11 miliar metrik ton (Liu & Zhao, 1999). Kawasan
karst menjadi salah satu rantai penting dalam siklus karbon di dunia.
Goa yang banyak terdapat
di kawasan, menjadi rumah bagi berbagai jenis fauna endemik yang
berfungsi sebagai penyeimbang ekosistem. Salah satu fauna yang membawa
dampak langsung bagi kehidupan manusia adalah kelelawar. Seekor
kelelawar jenis pemakan serangga -memiliki berat tubuh rata-rata 17
gram- setiap malam mampu memakan serangga hingga seperempat berat
tubuhnya (4,25 gram) = +/- 800 – 1200 ekor serangga (Wiantoro, 2006).
Ribuan kelelawar yang tinggal dalam suatu goa diyakini menjadi predator
utama serangga yang berpotensi menjadi hama pertanian.
Grafik perbandingan kondisi ketersediaan dan kebutuhan air vs kebutuhan dan ketersediaan semen Di Pulau Jawa
Ancaman Terhadap Kawasan Bentang Alam Karst
Industri ekstraktif
batugamping yang menjadi penyusun bentang alam karst masih menjadi
ancaman utama kawasan karst di dunia. Batugamping yang menyusun kawasan
karst mengandung unsur karbonat (CaCo3) yang tinggi, tidak kurang dari
80%, kandungan karbonat dalam batugamping penyusun karst ada yang
mencapai 95–100 %, seperti yang dijumpai pada di Karst Dinaric-
Yugoslavia yang berumur antara 65-145 juta tahun lalu (Herak, 1972).
Unsur karbonat ini memiliki nilai ekonomis dan diminati oleh pelaku
industri semen portland karena dianggap sebagai bahan dasar yang belum
tergantikan hingga saat ini.Indonesia yang hanya memiliki 0.7% dari luas
kawasan karst dunia (luas kawasan karst dunia 22 juta kilometer persegi
menurut Liu & Zhao, 1999) menjadi tujuan utama investasi industri
semen sejak pelarangan industri semen di beberapa negara maju di dunia
seperti China (33% daratan China adalah kawasan karst). Alasan penutupan
pabrik semen di China adalah efisiensi energi dan karena industri semen
sebagai salah satu penyumbang emisi karbon dan sumber polutan udara
terbesar selain industri baja.
Industri semen di
Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa yang notabene merupakan pulau
terpadat di Indonesia. Beberapa indutri semen juga beroperasi di jantung
kawasan karst di pulau Sulawesi dan Sumatera. Di beberapa kawasan,
pendirian pabrik semen memicu konflik dengan masyarakat setempat.
Penyebabnya adalah kawasan karst yang akan atau telah diambil
batugampingnya oleh industri semen merupakan aset penting bagi
masyarakat di sekitarnya yang mayoritas adalah petani. Mata air yang
memancar dari perbukitan karst merupakan sumber kehidupan baik untuk
memenuhi kebutuhan air bersih maupun untuk irigasi persawahan.Pulau
Jawa sebagai representasi pengelolaan kawasan karst di Indonesia saat
ini masih mengalami masalah serius tumpang tindihnya tata ruang.
Perundangan yang ada belum sepenuhnya ditegakkan implementasinya oleh
pemangku kekuasaan. Hal ini menjadi suar peringatan bagi para pegiat
pelestarian karst di Indonesia untuk bersiap-siap menghimpun diri
menjadi garda terdepan upaya perlindungan dan penyelamatan kawasan karst
di wilayah lain di Indonesia. Cadangan yang sangat sedikit dan proses
penciptaan yang memakan waktu ribuan tahun menjadi alasan yang logis
bagi para pihak untuk merubah pola pikir bahwa kawasan karst merupakan
Sumber Daya Alam yang tak terbarukan, bukan sekedar bahan galian C
sebagaimana yang berlaku selama ini.
Pengelolaan Kawasan Bentang Alam Karst
Saat ini, pengelolaan KBAK masih tumpah tindih karena tarik ulur
kepentingan berbagai pihak. Secara fungsi, KBAK dilindungi oleh regulasi
yang dikeluarkan oleh Pemerintah (PP Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRW
Nasional). Secara fisik KBAK diatur oleh regulasi dari Kementerian ESDM
(Permen ESDM No.17 tahun 2012
tentang Penetapan KBAK).Namun prakteknya, KBAK sering salah urus
ditangan pemerintah daerah. Fakta bahwa sebagian besar KBAK berada di
kawasan hutan yang menjadi tanggungjawab Kementerian Kehutanan dan
PERHUTANI semakin memperumit pengelolaan KBAK. Akibatnya, penetapan KBAK
sering tidak sesuai dengan data- data lapangan sehingga mengancam
fungsi lindung yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan memicu konflik
di banyak daerah. Konflik yang sering terjadi dipicu oleh benturan antara
masyarakat yang menggantungkan kehidupannya pada fungsi ekologis KBAK
(sebagai penyedia air dan lahan bercocok tanam) dengan investor yang
diakomodasi pemerintah setempat.
Laju perusakan kawasan
karst di Indonesia jauh lebih cepat dari upaya perlindungan yang
dilakukan selama ini. Kawasan perbukitan batukapur yang memiliki potensi
karst yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai KBAK baru meliputi 3
wilayah saja : KBAK Sukolilo, KBAK Gombong dan KBAK Gunugsewu. Padahal
penelitian dari para ahli setidaknya di Pulau Jawa saja terdapat lebih
dari 27 kawasan karst (berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Balaz. 1968).
Melihat semua fakta-fakta tentang KBAK ini, negara
secepatnya perlu memiliki sebuah badan atau komisi yang secara khusus
menangani permasalahan karst di Indonesia yang terdiri dari berbagai
unsur yang mampu mempengaruhi, mengontrol dan mengevaluasi
kebijakan-kebijakan yang diambil para pemangku kebijakan terkait
pengelolaan kawasan bentang alam karst di Indonesia.Sebagai potensi
sumber daya alam yang tak terbarui dan menjadi sandaran hidup jutaan
orang di Indonesia, kawasan bentang alam karst layak untuk segera diurus
sebagaimana mestinya. Jangan menunggu sampai kawasan bentang alam karst
terakhir hilang dari peta Republik Indonesia!(A.B. Rodhial Falah) https://speleoside.wordpress.com/2015/03/25/potret-kawasan-karst-indonesia/